Curah Hujan Minim, Pemadaman Karhutla di OKI Melalui Darat Diperkuat

Curah Hujan Minim, Pemadaman Karhutla di OKI Melalui Darat Diperkuat

Titik api yang masih tersisa di wilayah Kabupaten OKI dilihat dari udara . Foto: edho/sumeks.co --

Masing-masing excavator tersebut akan dikirim dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel sebanyak satu unit yang akan digunakan untuk membangun sekat bakar, dan dua unit akan dikirim oleh dinas PSDA Provinsi Sumsel untuk normalisasi kanal yang akan dialiri air yang dipompa dari Sungai Komering ke lokasi titik api sepanjang 18 kilometer.

BACA JUGA:Lagi Kasus Karhutla di Wilayah Sumsel Bertambah 2 SPDP Perorangan, Kemana Korporasi?

Di tempat terpisah, Kepala PPI Manggala Agni Sumatera Daops XVII Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan bahwa perlunya penekanan kepada masyarakat untuk berhenti membakar lahan.

Karena upaya modifikasi cuaca melalui hujan buatan sangat kecil tingkat keberhasilannya bilamana tidak terbentuk awan hujan, sedangkan terbentuknya awan ini membutuhkan penguapan air atau evaporasi, dan evaporasi tidak bisa terjadi bilamana udara dipenuhi asap Karhutla.

Setelah menerima laporan dari Kapolda Sumsel, PJ Gubernur Sumsel DR Agus Fatoni menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumsel melalui BPBD Provinsi Sumsel akan meminta BNPB untuk memperpanjang masa kerja team Teknologi Modifikasi Cuaca, dan pada hari Kamis (2/11) akan mengirim tiga unit excavator untuk memperkuat team Manggala Agni Daops Sumatera XVII OKI. 

Masing-masing excavator tersebut akan dikirim dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel sebanyak satu unit yang akan digunakan untuk membangun sekat bakar, dan dua unit akan dikirim oleh dinas PSDA Provinsi Sumsel untuk normalisasi kanal yang akan dialiri air yang dipompa dari Sungai Komering ke lokasi titik api sepanjang 18 kilometer.

BACA JUGA:Kapolda Sumsel Temui Personel TNI-Polri BKO Karhutla di Pampangan dan Pangkalan Lampam OKI

Di tempat terpisah, Kepala PPI Manggala Agni Sumatera Daops XVII Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan bahwa perlunya penekanan kepada masyarakat untuk berhenti membakar lahan, karena upaya modifikasi cuaca melalui hujan buatan sangat kecil tingkat keberhasilannya bilamana tidak terbentuk awan hujan, sedangkan terbentuknya awan ini membutuhkan penguapan air atau evaporasi, dan evaporasi tidak bisa terjadi bilamana udara dipenuhi asap Karhutla.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: