Kisah Nabi Muhammad SAW Tadahi Darah Agar Tidak Jatuh Kebumi Saat Perang Uhud

Kisah Nabi Muhammad SAW Tadahi Darah Agar Tidak Jatuh Kebumi Saat Perang Uhud

Perang Uhud sendiri merupakan pertempuran yang terjadi antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada tahun 3 Hijriah atau tahun 625 Masehi.--

BACA JUGA:Orang Tua Nabi Muhammad Disebut Berada di Neraka, Bergetar Buya Yahya Menjawab Begini

Kemudian Nabi Muhammad SAA menjawabnya:

"aku mendengar apa yang tidak kalian dengar yaitu malaikat penjaga gunung berkata, apabila ada setetes darahku jatuh ke bumi, maka Allah SWT akan menurunkan adzab dari langit untuk mereka memerangiku,"

Mendengar jawaban itu, para sahabat bertanya lagi, mengapa engkau tidak mendoakan para musuh Allah agar celaka?

Dan dijawab Nabi Muhammad SAW:

BACA JUGA:MASYAALLAH! Salah Satu Makam Sahabat Nabi Muhammad SAW Ada di Barus Utara Tapanuli Tengah, Benarkah?

"Sungguh aku tidak diutus untuk melknat, melainkan berdakwah dan menyebarkan Rahmat kepada semesta alam (Rahmatan Lil Alamin)"

Dilansir dari berbagai sumber, Pertperang Uhud ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. 

Tentara Islam saat itu berjumlah 1000 orang namun dihasut oleh Abdullah pimpinan kaum munafikin dari Madinah.

Sehingga kaum munafik saat itu mundur dari medan perang yang berjumlah 300 orang, sehingga jumlah tentara kaum muslimin yang mengikuti Perang Uhud Fisabilillah yakni berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang.

BACA JUGA:Kisah Julaibib Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Miskin dan Buruk Rupa, Justru Jadi Rebutan Banyak Bidadari

Sebelum peperangan, pasukan muslimin telah menguasai seluruh jalur perdagangan yang menghubungkan Makkah dengan Syam dan Irak. 

Mereka melakukan pencegahan atas suku Quraisy sehingga tidak dapat melewati kedua jalur tersebut. Jalur perdagangan yang tersisa bagi suku Quraisy adalah jalur perdagangan dari Makkah ke Habasyah. 

Pada saat ini, pasukan muslimin juga menjadikan yatsrib/madinah sebagai basis aman untuk kegiatan dakwah dan pangkalan militer.

Di sisi lain, pasukan musyrikin dari suku Quraisy mengumpulkan laba hasil perdagangan untuk dipakai membeli perbekalan dan senjata serta menyewa pasukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: