Cerita Ibu Penjual Gorengan di Prabumulih Naik Haji, Setelah 16 Tahun Menabung, Sebagian Ditabung di Kaleng

Cerita Ibu Penjual Gorengan di Prabumulih Naik Haji, Setelah 16 Tahun Menabung, Sebagian Ditabung di Kaleng

Marsita Abdul Rahim, penjual gorengan selama 16 tahun menabung akhirnya bisa berangkat haji tahun ini. Foto: Dian/sumeks.co--

Cerita Ibu Penjual Gorengan di Prabumulih Naik Haji, Setelah 16 Tahun Menabung, Sebagian Ditabung di Kaleng 

PRABUMULIH, SUMEKS.CO - Lebih kurang 16 tahun berjualan gorengan di kantin sekolah berhasil menghantarkan Marsita Abdul Rahim (63) menunaikan Rukun Islam ke-5, yakni menunaikan Ibdah Haji ke tanah suci.

Marsita merupakan salah-satu dari 220 Jemaah Calon Haji (JCH) asal kota Prabumulih yang berangkat haji Sabtu 27 Mei 2023 dilepas oleh Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM di Pendopoan Rumah Dinas Wali Kota Prabumulih.

"Alhamdulillah hasil mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil menjual gorengan, bisa berangkat haji," ujar Marsita, warga Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Pasar 2, Kecamatan Prabumulih Utara, kota Prabumulih.

Ibu empat orang anak itu mengaku, berjualan gorengan di depan rumahnya atau di simpang sekolah YB (Yayasan Bhakti). 

BACA JUGA:JCH Prabumulih Masuk Asrama Haji, ini Jumlahnya

"Untungnya tak menentu, apalagi masa-masa Covid tadi, agak berkurang. Kadang dapat Rp50 ribu, Rp100 ribu dan Rp200 ribu," sebutnya mengaku menabung di Bank BRI dan di tabungan kaleng.

Hanya saja, berkat ketekunannya berjualan gorengan dan menabung, ibu empat anak itu berhasil mengumpulkan uang untuk Ibadah Haji. 

Bahkan, sebelumnya Marsita sudah membangun rumah dan berangkat umroh bahkan badal haji untuk almarhum suaminya, almarhum Taufiq dari uang hasil berjualan gorengan. 

Dikatakan Marsita, di tahun 1997 dia berjualan gorengan di kantin sekolah YB, lalu pada 2013 dia mencoba peruntungan lain dengan berjualan gorengan di depan rumah. 

BACA JUGA:JCH OKI Terpisah, Masuk Asrama Haji 19 dan 20 Juni 2023

Masih kata Marsita, dia mendaftar Ibadah Haji di tahun 2012. Kemudian pada 2014 suaminya meninggal. 

"Setelah 100 hari saya badalkan haji dan bayar Rp7 juta, saat itu saya tak mau tinggal diam dan tetap meneruskan usaha jual gorengan," sambungnya.

Di tahun 2016, dia mencoba membuka tabungan kaleng miliknya yang sudah penuh dan ternyata isinya mencapai Rp40 juta lebih. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: