Tangani PP-ATM, Pemkab Muara Enim Ajak Forum CSR
RAPAT PP-ATM : Rapat Forum CSR dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AIDS-Tuberkulosis-Malaria (PP-ATM) di ruang rapat Serasan Sekundang Muara Enim.--
MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AIDS-Tuberkulosis-Malaria (PP-ATM), Pemkab Muara Enim menggandeng Forum CSR Kabupaten Muara Enim.
Soalnya, kegiatan tersebut adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan, masyarakat dan stake holder lainnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Muara Enim Drs H Emran Thabrani MSi didampingi Kadin Dinkes dr Eni Zatilah dan Kabid Pembangunan Manusia Sosial dan Masyarakat Bappeda Kabupaten Muara Enim Yosi Utama SE MM pada saat membuka rapat Forum CSR dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AIDS-Tuberkulosis-Malaria (PP-ATM) di ruang rapat Serasan Sekundang Muara Enim, Jumat 31 Maret 2023.
“Penanganannya ini harus komprehensif dan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri Anggaran APBD Muara Enim masih cukup terbatas tidak bisa melayani secara keseluruhan,” ungkap mantan Pj Sekda Muara Enim.
BACA JUGA:Ditinggal Sholat, Bandit Pecah Kaca Gasak Barang Elektonik
Menurut Emran, APBD Kabupaten Muara Enim Tahun 2023 ini sekitar Rp2,5 triliun yang terdiri dari Pendapatan Asli, Pendapatan Transfer serta Pendapatan Daerah yang Sah, sementara Belanja Daerah direncanakan sebesar Rp2,7 triliun terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer.
Sementara, defisit anggaran sebesar Rp186 milyar akan ditutupi dari pembiayaan netto sehingga sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) sebesar Rp 0. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sekitar 10 persen dari APBD, selebihnya dari dana transfer pusat dan lain-lain.
Dengan APBD tersebut, ternyata masih banyak yang belum tercover jika hanya mengandalkan dana dari APBD apalagi PAD. Oleh sebab itu maka diperlukan Forum CSR bantuan dari stake holder untuk mengatasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AIDS-Tuberkulosis-Malaria (PP-ATM) tersebut dengan cara yang komprehensif.
Mengapa ini harus bersama-sama, lanjut Emran, sebab jika hanya mengandalkan pemerintah saja, atau masyarakat saja, atau perusahaan tentu tidak efektif dan tidak akan optimal. Karena semuanya saling terkait untuk menuntaskan program kesehatan.
Sebagai contoh, untuk perusahaan swasta seperti pertambangan tentu masalah Tuberkolosis yang salah satunya penyebabnya ISPA debu dari aktivitas pertambangan tidak mau tidak pasti ada dan pasti akan berdampak baik kepada pekerja itu sendiri maupun masyarakat umum.
Dan itu penanganannya, kata dia, tentu tidak bisa oleh pemerintah sediri tetapi harus oleh perusahaan juga dengan cara menganggarkan dana dari perusahaan untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AIDS-Tuberkulosis-Malaria (PP-ATM) tersebut.
Begitu juga dalam penanganan Aids, sambung Emran, juga sama. Sebagai contoh banyak perusahaan BUMS, BUMD, BUMN, perusahaan asing yang beroperasi di wilayah Kabupaten Muara Enim, yang pola kerjanya menggunakan sistim kerja on/off, dimana pekerjanya bekerja beberapa Minggu/bulan nanti mereka ada libur beberapa Minggu/bulan.
Pola kerja jauh dari keluarga, maka tidak menutup kemungkinan mereka 'jajan' diluar yang tentu sangat rentan penularan AIDS tanpa disadarinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: