Cerita Aning Mesugah Puasa di Negeri Kincir Angin, Sedih Lebaran Tak Bisa Bawa Keluarga Pulang ke OKU Selatan

Cerita Aning Mesugah Puasa di Negeri Kincir Angin, Sedih Lebaran Tak Bisa Bawa Keluarga Pulang ke OKU Selatan

Ning bersama putrinya, Alexa ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa di kebun labu. foto. dok/sumeks.co.--

Untuk dijadikan bibit lagi pada musim tanam berikut. Selain labu, Ning juga siap pempek. Makanan khas Palembang ini salah satu pengananan wajib. 

“Kebetulan masih ada stok pempek di freezer,” katanya sembari tersenyum. Rupanya, Ning sudah memperhitungkan itu. 

BACA JUGA:Gedung NV Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang, Bekas Kantor Perusahaan Dagang Belanda 

BACA JUGA:Wajib Tahu, ini Nama-Nama Wali Kota Palembang dari Masa Pemerintah Belanda Sampai NKRI

Sebelum masuk bulan puasa, dia titip pempek dengan temannya dari Palembang.

Yang dipesannya, pempek kulit. Lumayan banyak yang dipesannya.  

“Nanti kalau sudah mau habis, titip lagi,” imbuh dia.

Ning bersyukur, tahun ini cuaca di Belanda, sangat mendukung untuk menjalankan puasa Ramadan dengan baik.

BACA JUGA:Gedung NV Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang, Bekas Kantor Perusahaan Dagang Belanda 

BACA JUGA:Wajib Tahu, ini Nama-Nama Wali Kota Palembang dari Masa Pemerintah Belanda Sampai NKRI

“Tidak berasa puasa,” ucapnya. 

Padahal, puasa di sana lebih lama dari umat Islam di Indonesia. 

Ning mengirimkan jadwal Imsak serta waktu salat lima waktu. 

Terlihat, dari daftar itu, waktu Imsak tercepat di hari terakhir puasa pada 21 April nanti yakni pukul 04.06 waktu Amsterdam. Sedangkan terlama pukul 05.10.

BACA JUGA:Gedung NV Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang, Bekas Kantor Perusahaan Dagang Belanda 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: