BRI Microfinance Outlook 2023: Peran Strategis BRI Akselerasi Inklusi Keuangan & Praktik ESG di Indonesia
--
BACA JUGA:Hari Pertama Ngantor, Kaffa Tinjau dan Sapa ASN
Perseroan pun meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat pada akhir tahun lalu sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.
“Tentang ESG, BRI tetap berkomitmen untuk mengimplementasikan Environmental, Social and Governance (ESG) sebagai bentuk value beyond profit. Insyaallah di BRI tidak kendor untuk tetap ber-spirit, bersemangat mengimplementasikan ESG. Sustainability journey kita mulai 2013 dulu, dan sampai 2022 sudah meng-establish-kan ESG Roadmap,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Menteri BUMN RI Erick Thohir pun memberikan sambutannya. Erick merasa lega karena saat ini inklusi keuangan mengarah pada pelaku UMKM yang memang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Sekitar 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 62,55% dan 97,22% terhadap total penyerapan tenaga kerja Indonesia.
BACA JUGA:KPU Prabumulih Buka Rekrutmen Pantarlih Pemilu 2024
“Bicara mengenai inklusi keuangan maka kita harus lebih memastikan program-program inklusif yang mendorong UMKM naik kelas, dapat berjalan berkelanjutan. Karena melalui UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat juga lah dapat kita atasi persoalan yang dihadapi, hingga meraih Indonesia merdeka dan berdaulat,” ujarnya.
Erick pun menegaskan BRI akan memperkuat inklusi keuangan pada UMKM melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Di mana BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding yang aktif sejak September 2021 tersebut.
Tingkatkan Kualitas UMKM
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yang hadir langsung pada acara ini mengatakan terkait inklusi keuangan sudah seharusnya BRI menjadi motor penggerak dan berada di garis terdepan. Yaitu dengan secara konsisten melakukan pengembangan dan pembaruan teknologi digital yang kuat.
BACA JUGA:Diimingi Uang Jajan, Ayah Bejat di Lubuklinggau Rudapaksa Anak Tiri
Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pula kualitas dari UMKM yang memang perlu terus ditingkatkan. Dia merinci bahwa lebih dari 45 juta UMKM belum memadai pembiayaanya, di mana sekitar 18 juta di antaranya belum sama sekali mendapat pembiayaan.
Sedangkan sekitar 5 juta pelaku UMKM masih mengakses permodalan melalui rentenir. Oleh karena itu menurutnya pemerintah berharap kepada BRI sebagai bank yang identik dengan UMKM. Menurutnya, BRI harus memperkuat peran bukan sekadar sebagai lender ke UMKM tapi juga pemberdaya.
“Maka dalam cara kerja kita bagaimana BRI berkontribusi meningkatkan produktivitas dan kualitas dari UMKM. Bicara kesejahteraan yang naik, prosperity yang baik brarti kita harus meningkatkan produktivitas, kualitas, itu pekerjaan yang banyak sekali karena kita bicara 65 juta pelaku UMKM. Saya harap antara pemerintah dan lembaga keuangan seperti BRI, tidak hanya membiayai tapi juga memberdayai,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: