Berniat Beli Mobil Listrik? Pahami Dulu Jenis Baterai Mobil Listrik dan Karakteristiknya
Baterai mobil listrik.-Foto: dok gridoto/sumeks.co-
Baterai Li-ion memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi. Baterai ini memiliki efisiensi energi yang tinggi dengan performa pada suhu tinggi yang juga bagus. Baterai Li-ion juga mempunyai rasio energi yang lebih besar per berat.
Baterai lithium-ion mengisi daya lebih cepat, bertahan lebih lama, dan memiliki kepadatan daya lebih tinggi untuk kekuatan baterai lebih lama dalam kemasan yang lebih ringan. Semakin kecil bobot baterai, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh mobil listrik dalam sekali pengisian daya saja. Selain itu, juga tidak mengandung zat-zat berbahaya untuk manusia.
Baterai ini juga memiliki tingkat 'self-discharge' yang rendah, sehingga lebih baik daripada baterai lainnya dalam mempertahankan kemampuannya untuk menahan muatan penuh. Selain itu, sebagian besar baterai Li-ion juga dapat didaur ulang, menjadikannya pilihan yang tepat bagi Anda yang tertarik dengan mobil listrik ramah lingkungan. Mobil BEV dan PHEV adalah jenis mobil listrik yang paling banyak menggunakan baterai jenis ini. Selain itu, Nissan Kicks e-Power juga menggunakan baterai lithium-ion.
2. Nickel-metal hydride (NiMH)
Perbedaan paling jelas antara baterai Li-ion dan NiMH adalah bahan yang digunakan untuk menyimpan dayanya. Baterai lithium-ion terbuat dari karbon dan lithium yang sangat reaktif yang dapat menyimpan banyak energi. Sedangkan, baterai NiMH menggunakan hidrogen untuk menyimpan energi, dengan nikel dan logam lain (seperti titanium) menjaga tutup ion hidrogen.
BACA JUGA:Honda Kembangkan Mobil Listrik N-Van, ini Spesifikasinya
Baterai NiMH lebih banyak digunakan oleh kendaraan listrik hibrida (HEV). Baterai mobil listrik jenis ini tidak mendapatkan tenaga dari luar. Pengisian ulang baterai ini tergantung pada kecepatan mesin, roda, dan pengereman regeneratif.
Kelebihan utama baterai Ni-MH memiliki siklus hidup atau usia pakai yang lebih lama daripada baterai lithium-ion. Selain itu, baterai Ni-MH juga relatif lebih mudah didaur ulang karena hanya mengandung sedikit bahan yang beracun terhadap lingkungan.
Minus terbesar dari baterai NiMH adalah harganya relatif lebih mahal, tingkat self-discharge yang tinggi, dan menghasilkan panas signifikan.
Kekurangan tersebut membuat NiMH kurang efektif sebagai baterai untuk mobil listrik yang baterainya harus bisa diisi ulang dari luar sistem, seperti dari jaringan PLN. Itulah mengapa baterai mobil listrik satu ini paling banyak diaplikasikan pada mobil hybrid.
3. Lead-acid
Baterai SLA (lead-acid) adalah baterai isi ulang tertua. Dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, baterai ini memang tidak punya kapasitas yang bersaing dan jauh lebih berat, namun harganya relatif murah dan aman. Saat ini ada baterai mobil listrik SLA berkapasitas besar yang sedang dikembangkan, namun sekarang baterai SLA hanya digunakan oleh kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.
4. Solid-state
Baterai solid-state, seperti namanya, menghilangkan elektrolit cair berat yang hidup di dalam baterai lithium-ion. Penggantinya adalah elektrolit padat yang bisa berupa gelas, keramik, atau bahan lainnya. Struktur keseluruhan baterai solid-state sangat mirip dengan baterai lithium-ion tradisional, namun tanpa cairan baterai bisa jauh lebih padat dan kompak. Baterai solid-state mengeluarkan energi dan mengisi ulang dengan cara yang mirip dengan lithium-ion tradisional.
BACA JUGA:Siapkan SPKLU di Halaman Kantor Gubernur Sumsel, Tahun Depan 16 Mobil Listrik Dinas Beroperasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: