Rumah Rakit di Sungai Musi Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya

Rumah Rakit di Sungai Musi Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya

Rumah rakit di Sungai Musi Palembang.--

1. Bambu, Bahan utama pembuatan rumah Rakit adalah Bambu. Bambu yang digunakan adalah bambu jenis manyan. Bambu ini di samping tahan lama juga besar-besar sehingga cukup bagus digunakan sebagai bahan dinding dan sebagai pelampung agar bisa mengambang di atas permukaan air. 

2. Balok kayu, Selain mengunakan bambu, adakalanya pelampung menggunakan balok kayu. 

3. Papan, Untuk membuat dinding rumah Rakit, selain menggunakan bambu, juga sering menggunakan papan. 

4. Atap Rumbia, yaitu sejenis daun nipah ataupun kelapa yang dianyam. Bahan ini digunakan untuk membuat atap rumah Rakit. 

5. Rotan, rotan yang digunakan ada dua macam, yaitu rotan selinep dan rotan sago. Rotan selinep adalah rotan kecil yang digunakan untuk mengikat bagian atas rumah Rakit, sedangkan rotan sago adalah rotan yang digunakan untuk mengikat bambu-bambu yang digunakan sebagai bahan pelampung. 

BACA JUGA:2 Pelaku Jambret Buang iPhone Bella Safira ke Sungai Musi

Tempat mendirikan rumah Rakit adalah daerah aliran sungai, oleh karena itu penentuan tempat tergantung pada ada tidaknya perairan yang masih bisa digunakan sebagai tempat untuk mendirikan bangunan. 

Arah rumah Rakit pada awalnya menghadap ke daratan tetapi saat ini, misalnya, karena pertimbangan pariwisata, telah dirubah mengadap ke tengah sungai. Dengan kata lain, rumah-rumah Rakit yang ada pada saat ini umumnya dibangun menghadap ke tengah sungai. 

Secara garis besar, Rumah Rakit dapat dibagi menjadi dua bagian saja, yaitu untuk tempat tidur dan untuk kegiatan sehari-hari. Pada bagian untuk kegiatan sehari-hari, biasanya juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. 

Dapur, jika berada dalam satu bangunan, biasanya berada di sisi luar ruang tidur. Tetapi terkadang ruangan untuk dapur dibangun terpisah.

Rumah rakit pada dasarnya tidak mempunyai hiasan-hiasan, hanya saja pada rumah Rakit modern dihiasi ukiran timbul khas Palembang (berupa ukiran daun dan kembang) dengan warna merah hati dan emas yang mencolok. 

Oleh karena perubahan pola pikir manusia dan keterbatasan bahan-bahan untuk membuat Rumah Rakit, jumlah Rumah Rakit Palembang dipinggiran Sungai Musi semakin hari semakin sedikit. 

BACA JUGA:Warung Terapung di Tepian Sungai Musi Sajikan Makanan Khas Palembang

Selain itu berubahnya fungsi utama Rumah Rakit yang dahulu dijadikan rumah tinggal serta tempat usaha, namun kini sebagian besar difungsikan sebagai tempat usaha saja seperti tempat pembuatan perahu sungai atau lebih dikenal dengan perahu ketek.

Kondisi ini diperparah oleh munculnya anggapan bahwa keberadaan rumah Rakit membuat kumuh pemandangan sungai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: