Kehidupan PSK di Kota Palembang, Kembali Karena Sulitnya Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari

Kehidupan PSK di Kota Palembang, Kembali Karena Sulitnya Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari

Ilustrasi.--pixabay

BACA JUGA:Kota Palembang Aman, Belum Ditemukan Kasus Anak Terinfeksi Polio

"Ya pak, saya semalam bisa menawarkan jasa kepada  lelaki 11 hingga 12 orang," ungkap Ayu. 

Pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 membuat kondisi ekonomi Ayu dan sejumlah PSK terpuruk. Pengunjung sepi, bahkan nyaris tidak ada tamu. 

"Sepi sekali pak, saya dalam semalam bisa menawarkan jasa kepada para lelaki itu 1 hingga 2 orang saja," jelas janda dua anak ini. 

Hasil kerja yang diperoleh, semata-mata dipergunakan Ayu untuk kedua anaknya yang hingga kini dititipkan ke orang tuanya di kampung. 

BACA JUGA:Ratu Dewa Apresiasi SD Baptis Palembang Bagikan 500 Paket Sembako Jelang Natal

"Saya beralasan terjun ke dunia hitam saat ini adalah masalah ekonomi untuk memenuhi biaya hidup kedua anak saya," tegas Ayu. 

Lantaran takut, Ayu sempat berhenti dari pekerjaan ini. Namun kehidupannya semakin sulit. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja susah, apalagi untuk memberikan anaknya uang. 

"Siapa sih bang yang pingin terus begini, saya juga ingin berumah tangga seperti ibu rumah tangga lainnya. Tapi susah bang untuk mencari makan aja," tuturnya. 

Perempuan berambut panjang dengan kulit sawo mateng ini mengaku tarif untuk shortime di tempat Rp300.000 ribu. Sementara untuk longtime tergantung nego sedangkan untuk keluar, pelanggan harus memberi uang kepada bosnya lagi. 

BACA JUGA:Siapkan SPKLU di Halaman Kantor Gubernur Sumsel, Tahun Depan 16 Mobil Listrik Dinas Beroperasi

"Untuk penghasilan saya tidak tetap, tergantung banyak atau sedikit tamu yang datang, sedangkan untuk pelangan saya, macam-macam mas, ada yang karyawan, bos serta yang lainnya," tutupnya.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: