Pulau Kemaro, Objek Wisata Khas Tionghoa dan Legenda Mistis di Palembang
Pulau Kemaro dari kejauhan sudah memperlihatkan suasana eksotis khas Tionghoa.-Foto: Rahmat/sumeks.co-
Terdapat tempat ibadah seperti pagoda, kelenteng, tempat pembakaran uang kertas, makam Siti Fatimah dan Tan Bun An, makam penunggu pulau serta pohon cinta. Bangunan Pagoda yang menjulang tinggi sekitar 45 meter adalah ikon Pulau Kemaro. Sayangnya pengunjung tidak bisa leluasa untuk naik ke Pagoda dengan sembilan lantai ini. Padahal dari atas Pagoda, pengunjung bisa melihat kawasan Pulau Kemaro yang dikelilingi oleh Sungai Musi.
Pagoda Pulau Kemaro.-Foto: Rahmat/sumeks.co-
Menarik untuk coba, wisatawan datang saat Imlek atau Cap Go Meh. Terutama pada saat acara keagamaan Tiongkok yaitu, Imlek dan Cap Go Meh pulau ini selalu meriah. Semua yang berbau Tiongkok akan tersaji di pulau ini. Mulai dari kuliner khas, seni Barongsai, dan masih banyak lagi. Berada di Pulau Kemaro akan memberikan pengalaman seperti berada di negeri china yang eksotis.
Selain panorama isi pulaunya, Pulau kemaro juga menarik untuk disimak cerita legendanya. Cek Hasan, pengelola Pulau Kemaro dari Yayasan Toapekong menceritakan, pada zaman dahulu ada seorang pangeran asal dari negeri China bernama Tan Bun An, meminta izin ke Raja Palembang untuk berdagang.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Tempat Karaoke di Palembang Paling Hits
Pada saat meminta izin Tan Bun An bertemu dengan putri raja yaitu Siti Fatimah. Mereka pun saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Tan Bun An mengajak Siti Fatimah pergi ke China untuk menemui kedua orang tua Tan Bun An.
Saat kembali lagi ke Palembang, mereka membawa tujuh guci yang berisi dengan emas. Setibanya di Sungai Musi, Tan Bun An begitu kaget karena guci-guci yang berisi emas itu berubah dengan sawi-sawi asin.
Karena kesal, guci itu pun dibuang ke laut. Sedangkan guci terakhir pecah ke dalam dek perahu berisi dengan emas. Spontan Tan Bun an dan pengawalnya mencoba untuk mengambil guci tersebut dengan melompat ke sungai.
Namun setelah sekian lama, Tan Bun An dan pengawalnya tidak lagi muncul ke permukaan. Siti Fatimah ikut terjun untuk membantu. Tetapi, sama saja mereka pun akhirnya tidak ditemukan.
“Untuk mengenang ketiganya, dibangunlah sebuah kuil dan makam di pulau ini,” ujar Cek Hasan.
Cerita hikayat ini terus berkembang dan selalu saja diceritakan kepada wisatawan yang datang. Drama legend Pulau kemaro ini juga pernah dijadikan sebagai sebuah inspirasi cerpen romantis yang juga banyak disukai.
Pohon Cinta di Pulau Kemaro.-Foto: Rahmat/sumeks.co-
Karena cerita di atas, timbul lah objek sebuah Pohon Cinta yang mempunyai misteri, mistis dan juga mitos yang semakin berkembang. Konon katanya kalau ada sepasang kekasih, menuliskan kedua namanya di pohon ini, mereka dipastikan bakal langgeng.
Banyak wisatawan sangat percaya dengan mitos ini. Oleh karena itu, mereka yang datang kemari menuliskan nama mereka di pohon ini. Sehingga, menjadi sebuah pemandangan yang kurang sedap untuk dilihat.
Belakangan, karena kondisi itu pengelola Pulau Kemaro melarang penulisan nama di pohon tersebut dengan cara menutupnya dengan pagar. Kelak menurut cerita warga, wisatawan masih boleh menaruh harapan melalui pohon tersebut dengan cara memasang gembok cinta seperti Paris, Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: