Suka Bikin Konten Ekstrem, Ingat Dalam Islam Dilarang Membayakan Diri Sendiri

Suka Bikin Konten Ekstrem, Ingat Dalam Islam Dilarang Membayakan Diri Sendiri

Seorang pemancing terjun langsung ke laut.--dok:sumeks.co

SEMUA ORANG saat ini punya peluang yang besar untuk menjadi terkenal. Tinggal buat konten dalam bentuk foto atau video lalu upload ke media sosial. 

Tentunya, konten yang dibuat harus menarik penonton. Jika konten yang dibuat menarik, tidak jarang penonton dengan senang hati membagikan kepada orang lainya. 

Semakin banyak yang menonton dan semakin sering dibagikan, konten tersebut akan menjadi viral. Beredar di banyak media sosial, seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya.

Saat itulah orang yang membuat konten menjadi terkenal. Disanjung disana sini karena telah berhasil membuat orang tertawa, kagum dan menyenangkan. 

BACA JUGA:Nasehat Bagi yang Sedang Menjadi Budak Cinta

Sebagian orang melakukan hal-hal diluar kewajaran agar konten yang dibuat menarik. Mendapat pengakuan dari penonton sebagai orang yang hebat. 

Contohnya dengan melakukan aksi yang ekstrem, melompat dari gedung yang tinggi, memakan makanan yang sangat pedas atau minum minuman yang dapat mebahayakan keselamatan jiwanya. 

Perlu diketahui dalam sebuah artikel di muslim.or.id, dalam Islam diajarkan untuk tidak melakukan perbuatan yang membahayakan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺقَالَ: لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ)حَدِيْثٌ حَسَنٌ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا، وَرَوَاهُ مَالِكٌ فِي المُوَطَّأِ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺفَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضًا

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri radhiyallahu‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Baca Doa Ini Saat Hujan, Petir dan Angin Kencang

“Tidak boleh berbuat dharar dan tidak boleh dhirar.”  (Hadis hasan riwayat Ibnu Majah, Ad-Daraquthni dan yang lain. 

Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ dari Amr bin Yahya, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tanpa menyebutkan Abu Sa’id, tetapi hadis ini memiliki jalur-jalur yang saling menguatkan).

Ada perbedaan pendapat dari ulama dalam menafsirkan dharar dan dhirar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: