Begini Kronologis Lengkap Dugaan Penganiayaan dan Pelecehan Seksual yang Dialami Mahasiswa UIN

Begini Kronologis Lengkap Dugaan Penganiayaan dan Pelecehan Seksual yang Dialami Mahasiswa UIN

Korban Arya Lesmana Putera menceritakan kronologis lengkap di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sumsel Berkeadilan, Jumat 7 Oktober 2022. Foto : edho/sumeks.co --

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Arya Lesmana Putera (19) yang menjadi korban penganiayaan dan pelecehan seksual saat menjadi panitia Diksar UKMK Litbang UIN Raden Fatah Palembang menyampaikan secara lengkap kronologis kasus yang dialaminya. 

Korban Arya didampingi ayahnya Rusdi (57), menyampaikannya dengan gamblang bersama tim kuasa hukum Sofhuan Yusfiansyah SH dan M Sigit Muahimin SH serta rekan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sumsel Berkeadilan, Jumat 7 Oktober 2022 di hadapan awak media. 

Detik-detik sebelum dipanggil, Arya dan para terduga pelaku sempat salat Jumat bersama di Bumi Perkemahan Gandus Palembang. 

"Saya menjadi khotib sekaligus jadi imam salat Jumat. Lalu setelah itu saya makan siang bersama peserta, karena saya panitia konsumsi," ujar Arya. 

BACA JUGA:Mahasiswa UIN Korban Diksar UKMK Terpaksa Kuliah Online, Ibu Korban: Masih Trauma

Setelah itu Arya dibawa ke tempat sepi oleh para senior untuk memeriksa Handphone miliknya. 

"Lalu saya dibawa oleh tiga orang. Dan satu orang langsung menerjang saya. Dibawa lagi menghadap senior di pinggir danau. Terus di sana juga Handphone saya dicek lagi," kata Arya. 

Tidak berhenti di situ. Arya kemudian dibawa ke toilet dan mengalami pelecehan seksual. Kali ini terduga pelaku adalah rombongan dari panitia pelaksana. 

"Saat itu yang saya ingat ada sekitar tiga orang lagi dan dia langsung menganiaya. Di toilet disuruh buka pakaian dan tanpa sehelai benang pun. Saat itu ada sekitar delapan orang yang datang lagi. Di toilet disundut dengan api rokok," terangnya lagi. 

BACA JUGA:Laporan Korban Arya Mahasiswa UIN Raden Fatah Digarap Subdit Jatanras

Selain mengalami pelecehan seksual yang ditonton oleh sebagian panitia perempuan, Arya juga diancam menggunakan golok oleh salah seorang terduga pelaku dan korban sempat mintak ampun. 

"Memang benar dan ada, senjata tajam itu jenis golok. Di dalam toilet terus dianiaya lalu dipaksa keluar dari toilet dengan kondisi bugil," katanya. 

Para terduga pelaku kemudian membawa Arya ke sebuah pohon yang persis berada tidak jauh dari toilet dan pinggir danau. 

"Di lokasi perkemahan ada pohon dan seorang pelaku ada yang berteriak meminta ambilkan tali. Badan saya dililit tali di pohon dalam keadaan bugil dan ditonton oleh panitia perempuan sekitar 20 orang. Ada juga yang melarang melihat," ungkap Arya lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: