Orang Tua Mahasiswa Korban Perundungan Saat Diksar Siap Tempuh Jalur Hukum

Orang Tua Mahasiswa Korban Perundungan Saat Diksar Siap Tempuh Jalur Hukum

Rusdi, orang tua korban perundungan siap menempuh jalur hukum kasus yang dialami oleh putranya. Foto : edho/sumeks.co --

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang berinisl A (19), yang menjadi korban perundungan saat ini masih menjalani perawatan di RS Hermina Jakabaring. 

Mahasiswa semester tiga Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Perpustakaan itu menjadi korban perundungan sesama panitia Diksar UKMK Litbang UIN Raden Fatah di Bumi Perkemahan Pramuka Gandus, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.  

Rusdi (54), ayah korban menceritakan kronologis tindak kekerasan yang dialami sang anak. 

Sambil menahan tangis, Rusdi menyebut tidak akan tinggal diam, dan bakal menempuh kasusnya hingga ke jalur hukum. 

BACA JUGA:Mahasiswa Disiksa Senior hingga Ditelanjangi Saat Diksar UKMK

"Saya sebagai orang tua sangat sedih dan kecewa mendengar anak saya ditelanjangi, dianiaya, disulut api rokok dan tindakan kekerasan lain. Dan saat ini penglihatannya kabur," kata Rusdi saat ditemui di RS Hermina Senin 3 Oktober 2022 siang. 

Rusdi mengaku bakal melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum meski sebelumnya sudah ada surat perdamaian yang difasilitasi Polsek Gandus. 

Rusdi menyebut ada perjanjian agar korban tidak boleh melaporkan kejadian tersebut ke orang tua oleh pelaku.

"Tadi juga ada sudah ada yang datang membesuk dari teman-teman anak saya dan sebagian panitia," ujar Rusdi. 

BACA JUGA:Mahasiswa Peserta Diksar Diplonco, Anggota Dewan ini Berang

Seperti diberitakan sebelumnya, korban ditelanjangi di dalam musala lalu dipukuli secara membabi buta oleh para oknum mahasiswa yang berjumlah belasan orang. 

Mata anaknya ditusuk menggunakan bambu dan rokok. Akibatnya, saat ini A menjadi trauma.  

“Dia sampai berucap tidak mau lagi melanjutkan perkuliahannya di kampus tersebut. Kami ini hanya orang kecil. Kalau kami bertindak takutnya terjadi apa-apa dengan anak kami. Tapi, jujur saya sakit hati mendapati anak saya diperlakukan seperti ini,” cerita Rusli. 

Dari cerita yang dia dapat, awalnya sang anak mengikuti diksar sebagai panitia selama beberapa hari itu. Namun, diduga ada tindak kecurangan dan ketidakberesan dari kegiatan itu yang tersebar di medsos.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: