Tiga Siswa SMK di Tarakan Jadi Korban Pelecehan, Pelakunya Oknum Guru Agama

Tiga Siswa SMK di Tarakan Jadi Korban Pelecehan, Pelakunya Oknum Guru Agama

Ilustrasi pelecehan seksual.-Foto: Ricardo/JPNN.com-

TARAKAN, SUMEKS.CO - Tiga siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota TARAKAN, Kalimantan Utara jadi korban pelecehan. pelakunya Seorang oknum guru yang saat ini sudah ditahan oleh pihak kepolisian.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tarakan, Iptu Muhammad Aldi membenarkan peristiwa pelecehan yang menimpa tiga siswi SMK ini dan telah mengamankan oknum guru yang diduga sebagai pelaku.

"Pelaku berinisial UM umur 40 tahun, yang bersangkutan merupakan guru agama di sekolah tersebut sebagai guru honor," kata Iptu Muhammad Aldi, Senin 26 September 2022. 

Penagkapan tersebut berdasarkan laporan orang tua korban pada 20 September 2022. menurut laporan, kejadian tersebut terjadi sekitar bulan Juli dan Agustus 2022.

BACA JUGA:Sedang Menonton Televisi, Siswi SMA Nyaris Jadi Korban Pencabulan Tetangga Sendiri

Saat ini kasus ini ditangani unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tarakan.

"Kami dapat laporan kejadian pelecehan seksual. Kejadian itu sekitar bulan Juli dan Agustus pada tahun 2022 di salah satu SMK yang ada di Kota Tarakan," kata Aldi. 

Berdasarkan laporan dan pemeriksaan saksi-saksi, pelaku melakukan aksinya pada pada saat jam pulang sekolah sekitar pukul 17.00 WITA, dengan modus menarik korban ke bawah tangga di sekolah kemudian melancarkan aksinya. 

"Modusnya dengan cara memaksa, jadi saat jam pulang yang bersangkutan memang targetkan yang menjadi korbannya, pelaku tarik secara paksa kemudian dia bawa ke bawah tangga," katanya.

BACA JUGA:Oknum Perawat RS Milik Pemkot Lubuklinggau Cabuli Adik Pasien

Saat ini total ada tiga korban, satu orang yang melapor ke Polres Tarakan, kemudian yang dua orang yang juga korban sebelumnya. Korban rata-rata baru berumur 16 dan 17 tahun atau di bawah umur. Sampai saat ini pelaku tidak mengakui terkait kejadian tersebut.

Namun, yang pasti korban mengalami trauma bahkan tidak masuk sekolah pada jam pelajaran oknum guru tersebut.(antara/jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: