Brigadir J Tertembak, Pakaian Pasti Bolong

Brigadir J Tertembak, Pakaian Pasti Bolong

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E. foto: ricardo jpnn.com--

SUMEKS.CO, JAKARTA - Penyidik Bareskrim Polri memanggil pengacara keluarga Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Selasa (2/8). 

Kedatangan tim kuasa hukum keluarga Brigadir J ke Bareskrim itu untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagai saksi pelapor kasus dugaan pembunuhan berencana, peretasan, dan pencurian ponsel milik anggota Brimob yang menurut polisi, tewas dalam baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo itu. Agenda pemeriksaan dijadikan kesempatan oleh salah satu kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak untuk bertanya kepada penyidik tentang keberadaan dua barang penting milik kliennya itu.

Di Mana Baju dan Celana Brigadir J?

Kamaruddin mengaku telah bertanya kepada penyidik perihal keberadaan pakaian yang dikenakan Brigadir J sebelum kejadian insiden polisi tembak polisi itu. "Ini, kan, sudah lama apakah bajunya almarhum, mulai bajunya, celananya, kaus kakinya sudah dikuasai penyidik atau belum," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Selasa malam. "Mereka (penyidik) juga tidak bisa menjawab," kata dia.

Kamaruddin menjelaskan alasan dirinya menanyakan soal keberadaan baju kliennya itu. Menurutnya, bila insiden yang dialami Brigadir J karena tembakan, otomatis bajunya bolong.

"Kenapa tanya soal baju? Kalau ditembak berarti bajunya bolong dan berdarah kalau ditembak dari belakang, otaknya, darahnya bercucuran kena ke baju," kata Kamaruddin.

Dengan demikian, menurut Kamaruddin, keberadaan baju penting diketahui karena bisa untuk mengungkap penyebab luka yang dialami Brigadir J. Luka di pundak Brigadir J karena golok atau sayatan?

Kamaruddin mengatakan, keberadaan baju juga bisa untuk mengungkap penyebab luka di tubuh Brigadir J. "Kemudian, dilukai di pundak kanan tentu bajunya juga rusak karena sampai luka terbuka. Apakah itu karena golok atau sayatan? Kami belum tahu. Dengan ada bajunya akan ketahuan," ujar Kamaruddin.

Dia menyakini baju milik Brigadir J telah diamani penyidik. "Saya kira bajunya sudah dikuasai oleh penyidik," kata dia. Namun, sambung Kamaruddin, jika pakaian Brigadir J hilang maka penyidik wajib menjelaskan siapa sosok yang menghilangkan baju itu.

"Kalau ada kehilangan baju, siapa yang menghilangkan? Kemungkinan cuma dua, ada di rumah dinas itu atau RS polri," kata dia.

Dia merasa tak yakin bila tim kedokteran forensik Polri yang menghilangkan pakaian Brigadir J. "Kalau RS polri menghilangkan baju itu, apa kepentingan dokter-dokter itu. Apakah Brigadir J dibawa ke RS dalam kondisi telanjang, tidak mungkin atau mungkin bajunya dibuka di rumah dinas.”

HP Brigadir J Sudah Ketemu atau Belum?

Kamaruddin mengatakan dirinya juga sempat mempertanyakan keberadaan ponsel milik Brigadir J kepada penyidik. "Kami bertanya tentang apakah handphone daripada almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat sudah ketemu atau belum."

Dia mengklaim tidak satu pun penyidik yang menjawab pertanyaannya itu. "Mereka (penyidik) semua tidak ada yang berani menjawab," ujar Kamaruddin. Kamaruddin menyebut Brigadir J memiliki empat ponsel dengan empat nomor kontak. Dia mengatakan, karena keberadaan ponsel dan pakaian yang dikenakan Brigadir J tidak jelas, akhirnya dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) dengan status hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: