Motor Karya Pindad Bisa Tempuh Jarak 100 Km

Motor Karya Pindad Bisa Tempuh Jarak 100 Km

Kadislitbangad Brigjen TNI Terry Tresna Purnama menjajal motor listrik buatan PT Pindad di Laboratorium Dislitbangad, Batujajar, Bandung Barat, pada 25 Mei lalu. (SAHRUL YUNIZAR/JAWA POS)--

Ada tangan-tangan terampil di Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AD yang menguji alutsista sebelum sampai ke tangan serdadu di medan tugas. Dituntut untuk terus update dengan perkembangan teknologi.

SAHRUL YUNIZAR, Bandung Barat

JAUH sebelum beragam senjata sampai ke tangan serdadu di medan tugas, tangan-tangan terampil personel Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AD (Dislitbangad) sudah lebih dulu menjajal. Mereka yang menguji dan menilai alat utama sistem persenjataan (alutsista) layak atau tidak untuk digunakan.

Markas Distlitbangad berada di Jakarta Timur. Sedangkan laboratorium tempat mereka menguji setiap alutsista untuk Angkatan Darat berada di Bandung Barat.

Letaknya satu kompleks dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus Batujajar.

BACA JUGA:Astra Motor Sumsel Luncurkan New Honda ADV160

Tidak hanya menguji alutsista untuk TNI-AD, di tempat itu pula mereka mengembangkan alutsista untuk Matra Darat. Ketika Jawa Pos datang ke laboratorium yang mereka miliki pada akhir Mei lalu (24-25/5), Dislitbangad tengah melakukan uji sertifikasi amunisi baru buatan Pindad: MU2-M A1 dan MU2-M A2 kaliber 7,62 milimeter x 51 milimeter.

Dua amunisi tersebut dibuat khusus untuk penembak runduk atau sniper. Lebih khusus lagi untuk kompetisi atau lomba antar sniper.

Dar… dar… dar… satu per satu amunisi diuji coba siang itu. Standar yang dipakai oleh Dislitbangad dalam pengujian tersebut harus memenuhi kebutuhan senjata penembak runduk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

BACA JUGA:Tips Merawat Komponen CVT Matic, Pengguna Motor Matic Wajib Tahu

Kepala Dislitbangad Brigjen TNI Terry Tresna Purnama yang mengikuti seluruh rangkaian pengujian amunisi tersebut tampak puas. Dia mengaku bangga dengan produk-produk buatan Pindad. ”Setelah pengecekan awal, amunisi sudah lolos dan memenuhi persyaratan spesifikasi awal,” ungkapnya.

Uji sertifikasi terbagi menjadi dua. Pertama, uji laboratorium. Kedua, uji lapangan. Uji laboratorium terdiri atas uji berat dan dimensi, uji jenis penggalak dan kepekaan penggalak, uji jenis dan kelas isian dorong, uji tarik anak peluru, uji keretakan atau cacat selongsong, dan uji tanda-tanda amunisi serta kemasan dan kantong amunisi.

Uji laboratorium itu dilakukan di laboratorium milik Dislitbangad. Di tempat tersebut, amunisi dites dengan serangkaian ujian berat.

Sementara uji lapangan yang juga dilaksanakan oleh Dislitbangad dilakukan dengan cara menembakkan amunisi tersebut menggunakan senjata penembak runduk buatan Pindad: Pindad SPR 3. Ada dua tahap uji lapangan. Pertama di lorong tembak Dislitbangad, kedua di lapangan tembak milik Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI-AD yang lokasinya berdekatan dengan laboratorium milik Dislitbangad.

Dalam dua rangkaian uji lapangan, amunisi tersebut kembali ”disiksa” untuk memastikan kelayakannya. Mulai uji kecepatan peluru, uji rentang kecepatan peluru, uji ketelitian tembak, uji tekanan gas rata-rata, hingga uji daya tembus pelat baja dan kelancaran kerja. Khusus pengujian yang terakhir dilakukan dalam kondisi normal, juga kondisi khusus. Itu dilakukan untuk memastikan amunisi tersebut kedap air dan memiliki ketahanan terhadap suhu rendah maupun suhu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: