Satu caption yang viral bisa dihargai hingga puluhan ribu rupiah. Satu minggu serius, bisa dapat cukup buat nongkrong fancy weekend.
BACA JUGA:YONO: Tren Baru Gen Z yang Mengguncang Gaya Hidup Lama, Konsep YOLO Ditinggalkan Gen Z?
BACA JUGA:Tahun Baru, Fenomena Baru 'YONO': Obrolan Hangat Gen Z Soal Gaya Hidup Minimalis
Fenomena lainnya adalah “aesthetic note creator.” Gen Z yang hobi journaling atau punya catatan digital rapi, kini mulai mengunggah hasilnya di Pinterest atau Instagram.
Banyak yang akhirnya membuka jasa custom aesthetic template.
Menariknya, hal ini bukan sekadar cari cuan, tapi jadi cara memperluas identitas digital yang dianggap lebih otentik dan personal daripada sekadar ikut-ikutan trend outfit atau filter foto.
Kenapa tren-tren ini bisa begitu melejit? Ada tiga alasan utama. Pertama, aksesibilitasnya tinggi — tidak butuh modal besar, hanya butuh koneksi internet dan skill yang bisa dipelajari otodidak.
BACA JUGA:Rasakan Gaya Hidup Mewah, 5 Keuntungan Eksklusif Bagi Nasabah Prioritas BRI
BACA JUGA:Running sebagai Investasi Gaya Hidup Sehat yang Menyenangkan
Kedua, tren ini memberikan “panggung” bagi semua orang. Tanpa perlu jadi selebgram, siapa pun bisa dikenal lewat karya digital kecil yang konsisten.
Ketiga, tren ini terhubung langsung dengan kultur FOMO Gen Z keinginan untuk selalu jadi bagian dari sesuatu yang lagi happening.
Satu contoh yang bikin tren ini makin ramai adalah ketika seorang pelajar SMK asal Bandung viral karena menjual template CV aesthetic lewat story Instagram.
Dalam dua minggu, dia bisa menjual lebih dari 300 template seharga 20 ribu rupiah per desain. Dari situ, dia diundang podcast, dihubungi brand, hingga membuka kelas mini mentoring.
BACA JUGA:Running sebagai Investasi Gaya Hidup Sehat yang Menyenangkan
BACA JUGA:Berkebun di Rumah Perkotaan: Gaya Hidup Hijau di Tengah Hiruk Pikuk Kota yang Semakin Populer
Cerita seperti ini tersebar luas di TikTok, jadi pemantik rasa penasaran bagi Gen Z lain yang belum “turun ke lapangan.”