Tidak sedikit pula yang menjadikan live streaming ini sebagai jalan menjadi influencer.
Akun yang konsisten tampil glamor, interaktif, dan punya gimmick unik akan cepat dilirik oleh brand.
Beberapa streamer pemula yang awalnya hanya pakai lighting kamar kos pun kini sudah dikontrak resmi oleh agensi digital hanya karena konsisten live tiap malam dan berhasil menjual ribuan produk lewat keranjang kuning.
Namun, strategi ini tentu tidak lepas dari kontroversi. Banyak netizen mulai mempertanyakan keaslian gaya hidup para live streamer.
BACA JUGA:Vespa Matic Terbaru September 2024, Pertegas Simbol Gaya Hidup Mewah Bestie!
BACA JUGA:5 Cara Efektif Menurunkan Kolesterol dengan Gaya Hidup Sehat, Yuk Terapkan!
Ada yang membongkar fakta bahwa barang-barang yang dipamerkan ternyata milik orang lain atau bahkan disewa.
Meski begitu, sebagian besar audiens justru tetap menonton karena terhibur dengan gaya over-the-top para streamer.
Dalam dunia digital, “settingan” bukan lagi aib, melainkan bagian dari strategi marketing.
Bisnis live streaming flexing ini membuktikan bahwa di era visual, persepsi bisa dibentuk dan dijadikan alat transaksi.
BACA JUGA:Mau Coba Gaya Hidup Minimalis? Terapkan 7 Tips Declutering Agar Rumah Lebih Rapi dan Nyaman
BACA JUGA:5 Manfaat dari Konsep Gaya Hidup Frugal Living, Bisa Mengurangi Stres Loh!
Gen Z yang tumbuh di tengah arus media sosial paham betul cara memainkan estetika, emosi, dan algoritma.
Selama masih ada penonton yang tergiur dengan gaya hidup impian, model ini akan terus bertahan dan bahkan berkembang lebih kreatif.
Bagi banyak streamer muda, yang penting cuan masuk dulu, urusan ‘asli atau palsu’ belakangan.