"Lauk siap saji ini diproduksi di dalam negeri. Sampai sekarang, perusahaan yang akan melayani jemaah haji kita sudah mendatangkan 2,4 juta paket makanan siap saji, ada rendang, opor dan lain sebagainya,” ujar Muchlis.
“Mudah-mudahan dengan itu semua kepuasan jemaah terhadap layanan konsumsi tahun ini semakin meningkat,” lanjutnya.
Lalu, terkait layanan puncak ibadah haji, dari 8 – 13 Zulhijjah, Muchlis juga menegaskan bahwa itu sudah siapkan. Kementerian Agama untuk kali pertama bekerja sama dengan 8 perusahaan dalam menyiapkan layanan bagi 203.320 jemaah.
BACA JUGA:Penyerahan Koper Haji CJH Kabupaten OKI Tunggu Daftar Manifest
BACA JUGA:RESMI! Pelunasan Biaya Haji 2025 Diperpanjang Hingga 25 April 2025
Dijelaskan Muchlis M Hanafi, keterlibatan 8 perusahaan ini merupakan suatu hal baru dalam pelayanan jemaah haji Indonesia di di Arab Saudi.
Dimana dahulu, pada sekitar tahun 1950 – 1970 an, layanan jemaah haji Indonesia disiapkan melalui para Syekh dari Jawa. Tahun 1981 – 1983, para syekh ini melebur dalam satu muassasah (Yayasan) berbasis geografis.
“Kalau dari Malaysia, Indonesia, Singapore, Brunei, Thailand itu muassasahnya namanya Asia Tenggara. Jadi mesti kita dilayani ke situ,” sebutnya.
Sejak 2021 – 2023, Muassasah ini diminta oleh Kerajaan Arab Saudi untuk bertransformasi menjadi perusahaan supaya lebih professional.
BACA JUGA:Ibadah Haji Tahun Depan Bakal Dilakukan dalam Musim Dingin hingga 2041
Sekarang penyedian layanannya tidak lagi dibatasi pada aspek geografis. Jemaah haji Indonesia misalnya, tidak harus ke perusahaan yang dulu menangani Asia Tenggara, tapi sudah terbuka.
"Ketika kita mulai penyediaan barang dan jasa pada Desember 2024, ada 43 perusahaan yang mendaftar. Lalu 16 yang presentasi dan mengajukan penawaran setelah proses verifikasi. Dari 16 itu kita pilih 8 yang terbaik,” papar Muchlis M Hanafi.
Jadi delapan perusahaan itu yang nanti akan melayani jemaah haji mulai dari kedatangan sampai kepulangan. Yakni termasuk di masa puncak di Arafah-Muzdalifah-Mina.