Ketupat yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur) memiliki makna tersendiri. Anyaman yang rumit mencerminkan kompleksitas kehidupan manusia yang penuh dengan kesalahan dan dosa.
BACA JUGA:Uwenak Poll! Resep Ketupat Sayur Sajian Lezat Saat Kumpul Keluarga di Momen Lebaran
Namun, ketika ketupat dibuka, isinya berupa nasi putih yang melambangkan hati yang telah dibersihkan dari dosa setelah menjalani ibadah puasa.
Selain itu, kata janur dalam bahasa Jawa sering diartikan sebagai singkatan dari ja’ an-nur, yang berarti "cahaya" dalam bahasa Arab.
Ini melambangkan penerangan atau hidayah yang diperoleh setelah menjalankan ibadah Ramadan.
3. Tradisi Budaya yang Berlanjut
Penggunaan ketupat dalam perayaan Lebaran juga berkaitan dengan tradisi turun-temurun yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia.
Sunan Kalijaga dipercaya memperkenalkan tradisi ini sebagai bagian dari strategi dakwah Islam yang menggabungkan ajaran agama dengan budaya lokal.
Di banyak daerah, ketupat tidak hanya menjadi makanan khas Lebaran, tetapi juga bagian dari tradisi silaturahmi dan berbagi.
Membagikan ketupat kepada tetangga atau kerabat melambangkan kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.
4. Makanan Praktis untuk Perayaan
Secara praktis, ketupat memiliki keunggulan dibandingkan nasi biasa karena dapat bertahan lebih lama. Proses pembungkusannya dengan janur memungkinkan ketupat disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa mudah basi.
Hal ini sangat berguna saat lebaran, ketika banyak orang sibuk menerima tamu dan tidak memiliki banyak waktu untuk memasak nasi setiap saat.
Ketupat juga cocok dipadukan dengan berbagai hidangan khas Lebaran seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, dan sayur labu, yang semakin memperkaya cita rasa dalam perayaan Idul Fitri.
Ketupat menjadi simbol Lebaran bukan hanya karena kelezatannya, tetapi juga karena makna filosofis yang dalam serta nilai tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.