Drs. Moh. Said, MA (1994-1998): Memimpin selama periode penting pertumbuhan universitas.
Prof. Dr. H. Jalaluddin (1999-2003): Menjadi rektor dalam era transformasi pendidikan Islam modern.
Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, MA (2003-2007): Fokus pada peningkatan mutu akademik dan administrasi.
Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA (2007-2015): Memimpin dalam periode panjang dengan fokus pada pengembangan kelembagaan.
Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA, Ph.D (2016-2020): Membawa universitas menuju era digital dan globalisasi.
Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si. (2020-2024): Perempuan pertama yang menjadi rektor, dikenal atas kontribusinya dalam pengembangan pendidikan psikologi dan pendidikan Islam.
BACA JUGA:Dakwaan Korupsi Guest House Rp2,1 Miliar Seret Nama Petinggi UIN Raden Fatah Palembang
BACA JUGA:2 Tersangka Kasus Korupsi Gedung Guest House UIN Raden Fatah Langsung ke Penjara, Siapa Menyusul?
Asal-Usul UIN Raden Fatah
Cikal bakal berdirinya UIN Raden Fatah dimulai dari Muktamar Ulama se-Indonesia yang digelar di Palembang pada tahun 1957. Gagasan ini dicetuskan oleh tiga ulama besar, yaitu K.H.A. Rasyid Sidik, K.H. Husin Abdul Mu’in, dan K.H. Siddik Adim.
Muktamar ini menghasilkan keputusan penting berupa peresmian Fakultas Hukum Islam dan Pengetahuan Masyarakat.
Yayasan Perguruan Tinggi Islam Sumatera Selatan kemudian dibentuk pada 16 Juli 1958 untuk mendukung pengembangan pendidikan tinggi Islam di wilayah ini.
Perkembangan UIN Raden Fatah
Pada masa awal, UIN Raden Fatah memiliki tiga fakultas di Palembang (Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Ushuluddin) dan dua fakultas di Bengkulu.
Saat ini, UIN Raden Fatah telah berkembang menjadi institusi pendidikan besar dengan sembilan fakultas di berbagai bidang.
Diantaranya termasuk Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.