Pada abad ke-5 masehi, Tari Tanggai merupakan tari persembahan terhadap Dewa Siwa dengan menbawa sesajian yang berisi buah dan beranekan ragam bunga, karena ini berfungsi sebagai tari persembahan pengantar sesajian maka tari tanggai pada zaman dahulu di katagorikan tarian yang sakral.
BACA JUGA:Kabar Duka, Jemaah OKUS Meninggal Dunia di Madinah Dimakamkan Setelah Shalat Subuh
Disebut Tari Tanggai karena setiap penarinya menggunakan property(alat) tanggai di delapan jari (kecuali jempol).
Tari Tanggai adalah tari yang memakai Tanggai dengan mengutamakan kelentikan. Pada abad 17 (1600) zaman belanda mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam, zaman Gadis Pingitan.
Sultannya mengharamkan Gadis/ Perempuan menari, sehingga seluruh pertunjukan diperankan oleh laki-laki.