SUMEKS.CO - Kontroversi pendidikan tinggi bukan kebutuhan pokok langsung ditanggapi Gurunya Gajah.
“Seolah-olah lu mau kuliah syukur nggak yang terserah. Kalau lu mampu ya kuliah, kalau nggak mampu ya nggak usah,” kritik Yulian Setiawan SE SPd di akun TikToknya @gurunya gajah.
Kontroversi ini dipicu komentar Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, plt Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbudristek soal Pendidikan Tinggi termasuk tertiary education, bukan wajib belajar 12 tahun.
BACA JUGA: Polemik UKT PTN: Kenaikan Biaya Kuliah Picu Protes Mahasiswa
BACA JUGA:Terbukti Tangguh! Ini Rekomendasi Laptop Lenovo Harga Rp5 Jutaan Terbaik Tahun 2024
Padahal, banyak pihak menilai pendapat meletakkan pendidikan tinggi sebagai hal tersier adalah salah besar.
“Saya mau komentari pendapat dari ibu profesor ini, jadi ibu profesor ini bilang pendidikan tinggi bukan kebutuhan pokok dan tidak wajib ya, seolah-oleh ibu bilang gitu ya? Indonesia emas kapan? Kalau begitu,” sebutnya.
Pendapat bahwa Pendidikan Tinggi adalah tertiary education, lanjut Yulian Setiawan, menjadi komentar yang kontra produktif dan seolah membenarkan UKT mahal di perguruan tinggi.
BACA JUGA: Polemik UKT PTN: Kenaikan Biaya Kuliah Picu Protes Mahasiswa
BACA JUGA:Terbukti Tangguh! Ini Rekomendasi Laptop Lenovo Harga Rp5 Jutaan Terbaik Tahun 2024
“Padahal pada praktisnya setiap tempat kerja itu kebanyakan mensyaratkan pendidikan minimal S1 untuk jadi karyawannya”.
Itu jelas bahwa nanti yang bukan lulusan S1 maka peluangnya untuk bekerja di tempat itu menjadi lebih rendah.
“Itu sudah jelas ya”, cetus Yulian Setiawan.
BACA JUGA: Polemik UKT PTN: Kenaikan Biaya Kuliah Picu Protes Mahasiswa
BACA JUGA:Terbukti Tangguh! Ini Rekomendasi Laptop Lenovo Harga Rp5 Jutaan Terbaik Tahun 2024