Menggunakan bioetanol juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan menciptakan alternatif yang berkelanjutan.
Namun, perlu diingat bahwa bioetanol juga memiliki beberapa kekurangan, seperti efisiensi energi yang lebih rendah dan biaya produksi yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Honda Stylo 160 Melenggang di IIMS 2024, Tampilan Fresh dan Hemat Bahan Bakar!
BACA JUGA:Mobil LMPV Hemat Bahan Bakar? Pilih Suzuki Ertiga Hybrid Mobil Keluarga Berkualitas Terbaik
Semua ini harus dipertimbangkan dalam penggunaan sebagai bahan bakar.
Selain itu penggunaan bioetanol di Indonesia tentu juga memiliki beberapa kendala yang mempengaruhi penerapannya salah satunya karena bahan baku ini terbatas, terutama jika ada fluktuasi dalam produksi pertanian.
Selain itu harga bioetanol yang mahal dan kurangnya insentif dari pemerintah dapat menghambat minat produsen dan konsumen.
Meskipun pemerintah telah mencanangkan program bioetanol sejak tahun 2006 lalu, namun implementasinya masih menghadapi tantangan.
BACA JUGA:Rahasia All New Honda Scoopy 2024 Irit Bahan Bakar, Ternyata Dibekali Fitur Canggih Ini
Upaya kolaborasi antara kementerian terkait dan industri otomotif diharapkan dapat mempercepat pengembangan bioetanol di Indonesia.
Salah satu keunggulan bioetanol adalah memiliki tingkat bahan bakar yang sangat tinggi, minimal kadar mencapai 99,5 persen
Nah dari kadar itu menjadikan bioetanol sebagai salah satu bahan bakar yang dinilai efisien dan juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca.
Tapi meski bioetanol digunakan sebagai bahan bakar alternatif, ada beberapa risiko terkait dalam penggunaanya.
BACA JUGA:Salut! Bapak Ini Ciptakan Inovasi Bahan Bakar Kendaraan Hanya Pakai Gas Tabung Melon Saja
BACA JUGA:Antri Minyak? Enggak Dulu Deh, Suzuki Next FI Klaim Konsumsi Bahan Bakar 109,8 Km/Liter