Kabarnya, Brunei Bakal Bangun Kereta Cepat, Hubungkan 3 Negara Sekaligus Termasuk ke IKN?

Senin 22-04-2024,18:12 WIB
Reporter : Suci Harahap
Editor : Wiwik

Operasi kereta cepat memerlukan energi yang signifikan. Jika energi yang digunakan berasal dari sumber bahan bakar fosil, proyek ini dapat menyebabkan emisi karbon yang tinggi. 

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

3. Penggunaan Lahan

Pembangunan jalur kereta cepat memerlukan penggunaan lahan yang luas. Ini dapat mengakibatkan konversi lahan dari hutan, pertanian, atau lahan basah menjadi infrastruktur transportasi. 

BACA JUGA:Pasca Crane Girder Flyover Bantaian Ambruk, Jalur Kereta Api Terhalang, Penumpang Terpaksa Transit

BACA JUGA:Kabar Gembira! Tiket Kereta Api Lebaran 2024 di Divre III Palembang Sudah Bisa Dibeli, Catat Tanggalnya

Dampaknya termasuk hilangnya habitat alami dan perubahan tata guna lahan.

4. Pencemaran Air dan Tanah

Konstruksi dan operasi kereta cepat dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah melalui penggunaan bahan kimia, limbah konstruksi, dan kebocoran minyak dan pelumas.

5. Kerusakan Ekosistem Laut

Jika jalur kereta cepat melintasi wilayah pesisir, perlu memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem laut, termasuk terumbu karang, mangrove, dan keanekaragaman hayati laut.

6. Kepadatan Penduduk

BACA JUGA:2 Jalur Perlintasan Kereta Api di Lahat Ditutup, Alasannya Mengejutkan

BACA JUGA:Kereta Api Babaranjang Tertimpa Crane Girder yang Ambruk Saat Melintas di Flyover Bantaian Muara Enim

Proyek ini akan mempengaruhi komunitas lokal yang tinggal di sekitar jalur kereta cepat. Perubahan dalam kepadatan penduduk dapat memengaruhi kualitas hidup dan akses ke sumber daya alam.

Selain itu pengelolaan limbah konstruksi dan operasi harus diperhatikan dengan baik untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Kategori :