Penderita hemofilia juga bisa mengalami keluhan berupa:
• Perdarahan yang sulit berhenti, misalnya pada mimisan atau luka gores.
• Perdarahan pada gusi.
• Perdarahan yang sulit berhenti setelah operasi, misalnya setelah sunat (sirkumsisi).
• Darah pada urine dan tinja.
• Mudah mengalami memar.
• Perdarahan pada sendi yang ditandai dengan nyeri dan bengkak pada sendi siku dan lutut.
BACA JUGA:Waspada, ini 5 Penyakit yang Sering Muncul Akibat Terjadinya Banjir
BACA JUGA:Jangan Makan Setelah Isya Jika Tidak Ingin Penyakitan, Ini Waktu Terbaik Makan Malam
Hemofilia adalah kondisi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi kemungkinan seseorang mengembangkan hemofilia:
Warisan Genetik: Hemofilia adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan hemofilia, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini lebih tinggi.
Hemofilia terutama terjadi pada kromosom X, sehingga lebih sering ditemukan pada pria. Wanita biasanya menjadi pembawa gen hemofilia tanpa menunjukkan gejala.
Keturunan: Jika orang tua atau saudara kandung memiliki hemofilia, risiko keturunan mengalami kondisi ini lebih tinggi.
BACA JUGA:Mengenal Penyakit Langka Kanker Sarkoma Jaringan Lunak, Apa Saja Faktor Penyebab dan Gejalanya?
BACA JUGA:Hati-Hati! 6 Jenis Makanan Ini Bisa Menyebabkan Penyakit Asam Urat Kambuh, Yuk Dihindari
Jenis Hemofilia: