BACA JUGA:Keutamaan Surah Ad-Dhuha, Ajarkan Umat Islam Bersyukur dan Memiliki Empati Terhadap Sesama
BACA JUGA:Jelang Ramadhan Pengen Suasana Baru? Ini Rekomendasi Desain Interior Bernuansa Islami
Pada masa awalnya, bangsa yang mendiami Mauritania kuno ialah Bangsa Berber, Niger-Kongo dan Bafour.
Bangsa Bafour ialah suku sahara pertama yang meninggalkan gaya hidup nomaden dan mengadopsi gaya hidup pertanian.
Mereka pun bermigrasi ke selatan karena terjadi kekeringan bertahan di gurun sahara sehingga tanaman sulit tumbuh.
Banyak bangsa Berber yang mengklaim bahwa dirinya berasal dari Yaman namun hanya sedikit bukti yang mendukung klaim tersebut.
BACA JUGA:Self-Development Islami, Ini Loh Attitude yang Bikin Orang Lain Segan dan Menghargaimu
Penduduk Mauritania terdiri dari tiga etnis utama yaitu Bidan (moor putih), Haratin (moor hitam) dan orang-orang Afrika Barat.
Etnis bidan atau moor putih ini berasal dari Arab-Berber dan mewakili 30% warga, etnis ini menggunakan bahasa Arab Hassaniya.
Haratin atau moor hitam diperkirakan sebanyak 40% dan merupakan keturunan penduduk asli situs Tassili n’Ajjer dan Gunung Acacus.
Sedangkan sisanya, suku Afrika Barat atau sub sahara yang berasal dari keturunan Halpulaar (Fulbe) menggunakan bahasa lokal mereka.
BACA JUGA:Teh Kombucha Asal China, Halalkah Dikonsumsi Umat Muslim? Simak Penjelasan Berikut
BACA JUGA:4 Kontribusi Perempuan Muslimah dalam Perbaikan Masyarakat, Yuk Simak Ada Apa Saja?
Tarekat Tijaniyah dan Qadiriyyah memiliki pengaruh besar, tidak hanya terhadap masyarakat di dalam negerinya, tetapi juga di Maroko, Aljazair, Senegal, dan negara-negara tetangga lainnya.