Sikap pantang menyerah Rivai membuatnya kembali menerbitkan majalah dengan nama Bintang Hindia pada akhir 1902.
Majalah ini memiliki nasib yang lebih baik sebab Menteri Urusan Wilayah Jajahan Belanda memberikan dukungannya.
Tidak hanya itu, seorang Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yaitu Joannes Benedictus van Heutz sangat senang dengan terbitnya majalah ini.
BACA JUGA:Tadabbur Sejarah di Ramadhan Pertama, Kisah Tragis Ketika Pasukan Mongol Menghancurkan Kota Bukhara
Ia meyakini bahwa majalah ini akan sanggup mengedukasi masyarakat pribumi tentang politik etis agar loyal kepada pemerintahan Belanda.
Joannes Benedictus van Heutz pun memberikan subsidi terhadap majalah Bintang Hindia sebesar 20.000 gulden.
Pemerintah kolonial Belanda pun menerbitkan surat edaran kepada jajarannya dari mulai pusat hingga daerah untuk membagikan edisi perkenalan majalah ini.
Mereka menyebarkan formulir pelanggan hingga merekrut agen-agen agar semua orang bisa mendapat majalah tersebut dengan mudah.
Dalam setiap edisinya, Bintang Hindia selalu mencantumkan semboyan “Kekallah Keradjaan Wolanda, Masjhoerlah Tanah Hindia” dan “Sampai mati setia kepada Sri Baginda Maharadja”.
Dengan semua itu, Bintang Hindia meraih sukses besar dan pada tahun 1904, pelanggannya mencapai 27.000 orang.
Kantor cabangnya tersebar di Manado, Padang, Medan, dan Batavia sementara kantor utamanya berpusat di Bandung.
Secara sepintas, Abdoel Rivai adalah tokoh yang luar biasa atas kesuksesannya, ia memiliki istri cantik, seorang dokter, kaya raya dan populer.