BACA JUGA:Cahaya Islam Membuat Perbedaan Antara Tokoh Sejarah Genghis Khan dan Abdurrahman bin Muawiyah
Namun hal yang hilang pada diri Abdoel Rivai adalah iman dan islam, hal inilah yang menjadi dampak atas pendidikan serta lingkungannya.
Tidak hanya berdampak pada Abdoel Rivai, penjajahan kolonial Belanda yang diterapkan di Indonesia telah menggeser hukum islam menjadi hukum Eropa.
Hal ini bahkan sudah lama terjadi dan diberlakukan di berbagai kesultanan islam di Nusantara.
Peristiwa ini pernah diungkapkan oleh Pangeran Diponegoro rahimahullah sebelum pecahnya perang Jawa.
BACA JUGA:Disuruh Baca Maps Malah Nyasar? Perempuan Satu Ini Justru Pencetus Sistem GPS Pertama di Dunia
“Kekuasaan (Eropa) di Jawa merupakan kemalangan terbesar bagi rakyat Jawa karena mereka dijauhkan dari hukum Ilahi yang dibawa oleh Nabi. Kemudian ditundukkan dibawah peraturan hukum Eropa.”
Menjelang akhir abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mencanangkan kebijakan baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya yaitu Politik Etis.
Politik etis ialah kebijakan yang diyakini akan efektif meredam berbagai perlawanan kaum pribumi terhadap kolonial Belanda.
Secara sekilas, kebijakan ini ialah kebijakan yang mulia dan terkesan bersahabat dengan para pribumi.
Belanda akan memperbaiki kesejahteraan masyarakat pribumi, memperbaiki saluran irigasi untuk menopang aktivitas pertanian dan menyelenggarakan fasilitas pendidikan.
BACA JUGA:Mengenal Bayt Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar Dunia Sebagai Pusat Keilmuan Zaman Keemasan Islam
Namun semua itu tidaklah gratis, rakyat pribumi harus membayar pajak untuk memiliki seluruh fasilitas tersebut.