Universitas Bina Darma Palembang dan Universiti Malaya Malaysia Kolaborasi Lakukan Penelitian Kain Songket

Senin 01-01-2024,13:54 WIB
Reporter : Edy Handoko
Editor : Edy Handoko

Kain songket menjadi salah satu keindahan budaya khas nusantara. Namun, Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) baru-baru ini telah menetapkan songket Malaysia sebagai Warisan Budaya Tak benda Kemanusiaan.

Songket menjadi kain tenun tradisional yang biasa digunakan di acara-acara resmi baik di Indonesia maupun di Malaysia.

Songket sendiri merupakan jenis teknik pembuatan kain tenun dengan cara menambahkan hiasan benang emas atau benang perak.

BACA JUGA:Kembali Bertekad Menuju UBD Unggul 2025, 2 Dosen FSH Raih Jabatan Lektor Kepala

Menurut sejarahnya, Kain songket muncul di masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang, pada abad ke-7 hingga abad ke-13.

Awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas.

Kemudian, jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang. Keunikannya, penenun di kota palembang didominasi oleh laki-laki, sedangkan di Malaysia didominasi oleh perempuan.

Dalam perjalanannya, songket menyebar ke Thailand, dan meluas ke negara bagian di Semenanjung Malaysia, seperti Selangor, Kelantan, dan Trengganu, bahkan Brunei Darussalam.

BACA JUGA:Tim Inovator Center UBD Palembang Hasilkan Smart System Penutup Mangkok Sadap Getah Karet

Hingga kemudian, menyeberang ke Sumatera, yaitu ke Silungkang, Siak, dan Palembang. Karena kesamaan budaya dan sejarah inilah, Universitas Bina Darma dan Univesiti Malaya membuat penelitian bersama mengenai songket yang akan melihat lebih banyak persamaan dan perbedaan serta keunikan masing-masing. Baik dari surdut pandang ilmu sosial, dan komunikasi dan gender.

Kategori :