2. Kemiliteran Abu Ubaidah di Bawah Komando Rasulullah SAW
Hingga pada tahun 624 M, Abu Ubaidah bin Jarrah ikut serta dalam pertempuran besar pertama antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy Mekah, dalam perang Badar.
Faktanya, ujian yang dialami Abu Ubaidah dalam perang Badar, melebihi segala macam kekerasan yang pernah dialami siapa pun saat itu.
Dalam perang Badar, Abu Ubaidah bin Jarrah harus melawan ayahnya sendiri yaitu Abdullah ibn al-Jarrah, yang berperang bersama tentara Quraisy.
Abu Ubaidah bin Jarrah terus menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati, sementara Abdullah ibn al-Jarrah mengincar dan mencari di mana anaknya tersebut.
Meski Abu Ubaidah telah sedapat mungkin menghindari agar tidak perlu bertarung dengan ayahnya, tapi Abdullah ibn al-Jarrah tidak mau berhenti mengejar.
Ketika Abu Ubaidah terpojok, maka segera Abdullah ibn al-Jarrah mendekati untuk menyerang putranya itu.
Ketika Abdullah ibn al-Jarrah tambah dekat, dalam posisi yang sangat tepat, Abu Ubaidah mengayunkan pedangnya tepat di kepala ayahnya.
Abdullah jatuh terbanting dengan kepala belah dua. Musuh tersebut tewas seketika ditangan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah tidak membunuh ayahnya, tapi membunuh kemuysrikan yang bersarang dalam pribadi sang ayah.
Sementara bagi Abu Ubaidah, ini merupakan perlawanan yang sulit karena dirinya harus berduel dengan ayah kandungnya sendiri dalam pertarungan hidup dan mati.
Memasuki tahun 625 M, Abu Ubaidah ikut serta dalam Perang Uhud. Pada fase kedua pertempuran, ketika kavaleri Khalid ibn al-Walid menyerang kaum Muslim dari belakang.
Keterlibatan Khalid ibn al-Walid dalam perang Uhud mengubah kemenangan Islam menjadi kekalahan.
BACA JUGA:Zombie dalam Sejarah Islam? Ini Dia Tokoh Penting dari Afrika Barat yang Mengajarkan Cara Menambang
Sebagian besar tentara Muslim diusir dari medan perang, dan hanya sedikit yang tetap bertahan pada pengepungan perang Uhud.