Abu Ubaidah merupakan salah satu dari tentara muslim yang menjaga Nabi Muhammad dari serangan tentara Quraisy.
Pada hari itu, Abu Ubaidah kehilangan dua gigi depannya saat mencoba mencabut dua kaitan helm besi Nabi Muhammad yang menembus pipinya.
Kemudian pada tahun 627 M, Abu Ubaidah mengambil bagian dalam Pertempuran Parit dan juga dalam Invasi Bani Qurayza.
BACA JUGA:Memahami Antara Sejarah Dan Fiksi Tentang Walisongo, Berikut Penjelasan Guru Gembul
Abu Ubaidah diangkat menjadi komandan ekspedisi kecil yang berangkat untuk menyerang dan menghancurkan suku Tha'libah dan Anmar, yang menjarah desa-desa terdekat.
Berselang satu tahun yaitu pada 628 M, Abu Ubaidah ikut serta dalam Perjanjian Hudaibiyah dan dijadikan salah satu saksi perjanjian tersebut.
Kemudian masih pada tahun yang sama, dia menjadi bagian dari kampanye Muslim ke Khaybar.
Dua tahun selanjutnya, yaitu pada tahun 630 M, ketika tentara Muslim menaklukkan Mekah, Abu Ubaidah memimpin salah satu dari empat divisi yang memasuki kota dari empat rute berbeda.
BACA JUGA:Masjid Jamik Sungai Lumpur, Bangunan Bersejarah yang Jadi Saksi Bisu Tersebarnya Islam di Palembang
Abu Ubaidah bin Jarrah berpartisipasi dalam Pertempuran Hunayn dan Pengepungan Ta'if .
Abu Ubaidah juga merupakan bagian dari kampanye Tabuk di bawah komando Nabi Muhammad sendiri.
Sekembalinya mereka dari Pertempuran Tabuk , delegasi Kristen dari Najran tiba di Madinah dan menunjukkan ketertarikan pada Islam dan meminta Nabi Muhammad untuk mengirim mereka seseorang untuk membimbing mereka dalam masalah agama dan urusan kesukuan lainnya menurut hukum Islam.
Abu Ubaidah ditunjuk oleh Nabi Muhammad untuk pergi bersama mereka, dan Abu Ubaidah juga dikirim sebagai pemungut pajak ( 'aamil ) ke Bahrain oleh Nabi Muhammad.
Abu Ubaidah akhirnya kembali hadir ke Mekah ketika Nabi Muhammad meninggal pada tahun 632 M.(*)