Jangan Lebih Galak Kalo Ditagih! Hutang Bisa Bikin Gagal Masuk Surga, Cek 11 Adab Dalam Berhutang

Senin 15-01-2024,12:49 WIB
Reporter : Ernanda Evana
Editor : Rappi Darmawan

SUMEKS.CO - Islam mengatur beberapa adab dalam hutang piutang sebab hutang walaupun hanya sedikit dapat menunda seseorang masuk surga.

Itulah mengapa ketika orang islam meninggal akan diumumkan apakah si mayit masih memiliki hutang yang belum dilunasi.

Hal ini dikarenakan hutang tersebut dapat menyusahkan orang yang sudah meninggal di akhirat.

Hutang adalah urusan antara manusia dengan manusia yang akan terus berlanjut hingga padang mahsyar kecuali yang menghutangi sudah mengikhlaskan.

BACA JUGA:Ngak Pakai Ribet! Cukup Rutinkan Ini Jika Mau Hidup Kaya Raya dan Bebas Hutang

Hutang piutang memang sudah menjadi hal umum pada hari ini bahkan seringkali diremehkan karena nominalnya.

Cukup miris ketika tidak sedikit masyarakat terutama umat muslim yang kesal ketika hutangnua ditagih.

Padahal menagih hutang adalah kewajiban orang yang dihutangi dan memudahkan orang yang berhutang selama di akhirat.

Maka dari itu, cek 11 adab hutang piutang dalam agama islam agar tidak saling merugikan dan merusak hubungan antar sesama akibat hutang.

BACA JUGA:Hutang Melilit Bikin Hidup Sulit, Amalan Agar Dijauhkan dan Dimudahkan Melunasi Hutang Sesuai Ajaran Nabi SAW

1.       Mencatat Hutang

Adab yang pertama adalah mencatat hutang berapapun jumlahnya karena dikhawatirkan lupa hingga terbawa sampai meninggal dunia.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.." QS. Al-Baqarah: 282.

2.        Berniat Melunasi Hutang

Orang yang berhutang maka wajib baginya untuk bersungguh-sungguh dalam melunasi hutang.

BACA JUGA:Amalan Ilmu Quantum dari Ustad Aan Alfarizi, Hutang Rp 250 Juta Lunas Hanya dalam 3 Hari

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang muslim memiliki utang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi utang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi utang tersebut di dunia” HR. Ibnu Majah dan An-Nasa’i.

3.        Tidak Menunda Membayar Hutang

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “membayar utang bagi orang kaya adalah kezhaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti.”

4.        Takut Kepada Allah

Orang yang memiliki hutang wajib untuk merasa takut kepada Allah apabila tidak sanggup bersegera melunasi hutangnya.

BACA JUGA:Jangan Panik! Ustaz Adi Hidayat Sarankan Baca Doa Ini Agar Lepas dari Lilitan Hutang Piutang

Berhutang tentu harus memikirkan orang yang dihutangi karena bisa jadi orang tersebut sudah membutuhkan uang yang masih dipinjam.

5.        Mempersulit dalam Pembayaran Hutang

Orang yang tidak mempersulit pembayaran hutang akan mendapat jaminan surga dari Allah SWT.

"Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang." (HR An-Nasa'i dan Ibnu Majah)

BACA JUGA:6 Amalan dan Doa yang Bisa Membuat Wajah Bercahaya Sesuai Anjuran Islam, Terlihat Cerah Meski Tak Perawatan

6.        Tidak Menunggu Ditagih

Sebagaimana sabda Nabi SAW bahwasanya : “Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)”

7.        Tidak Meremehkan Hutang

Seorang muslim sangat tidak diperkenankan meremehkan hutang walaupun jumlahnya sangat sedikit.

"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan." HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

BACA JUGA:Justice League In Real Life, Liga Keadilan Dunia Nyata Bukti Gemilangnya Sejarah Islam

Hutang yang tidak dibayar lunas justru dapat menyusahkan dirinya baik menjelang meninggal hingga di akhirat kelak.

8.        Tidak Berbohong

Orang yang berhutang tidak seharusnya berbohong atas jumlah hutang yang dipinjam pada saat itu.

"Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar." HR Bukhari dan Muslim.

BACA JUGA:6 Tanda dan Ciri Utama Kiamat Menurut Alquran dan Hadist Sudah Muncul di Mekah-Madinah, Nomor 3 Baru Terjadi!

Perbuatan ini tergolong ke dalam kezaliman dan tidak terpuji serta dapat mencelakakan dirinya sendiri.

9.        Tidak Banyak Janji Jika Tidak Mampu

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra’ : 34,

“...Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban...”.

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berhutang tidak memberi banyak janji jika memang tidak mampu untuk menepati janjinya.

BACA JUGA:Yuk Bestie-an Sama Quran! Ini Dia 7 Keutamaan dan Manfaat Kalau Dekat dengan Al-Quran

10.    Mendo’akan Orang yang Menghutangi

Adab yang satu ini bisa jadi sangat jarang dilakukan oleh orang yang berhutang dimana orang yang berhutang dianjurkan untuk mendo’akan orang yang menghutangi.

Hal ini sebagai bentuk terima kasih kepada orang yang menghutangi karena telah berkenan meminjamkan hartanya.

11.    Jangan Merasa Tenang

Rasulullah Shallallahu   ‘alaihi wa sallam bersabda,

BACA JUGA:Jangan Lebih Galak Kalo Ditagih! Hutang Bisa Bikin Gagal Masuk Surga, Cek 11 Adab Dalam Berhutang

"Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." HR Ibnu Majah.(*)

Kategori :