Sifat ketiga adalah sifat amanah yaitu bertanggung jawab, dengan memiliki sifat yang bertanggung jawab maka seorang pemimpin tidak akan menyalahgunakan amanah yang sudah dipegang.
Sifat terakhir ialah fathanah (cerdas) makna cerdas disini adalah memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mampu mengimplementasikannya.
Keempat sifat ini setidaknya melekat dalam diri seorang pemimpin agar dapat menjalankan amanahnya dengan baik.
Panutan terbaik dalam menjadi seorang pemimpin adalah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BACA JUGA:Dajjal, Tantangan Besar Perempuan Akhir Zaman, Bagaimana Cara Menghadapinya?
Dalam buku manhaj haraki 1 dan 2 dirangkum bagaimana sistem serta keadilan yang ditegakkan oleh Rasulullah SAW ketika menjadi seorang pemimpin.
Adapun tata cara dalam memilih pemimpin yang baik sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, yakni :
1. Memilih yang paling layak dan sesuai
Pengangkatan pemimpin atau pejabat untuk mengurusi perkara kaum muslimin ini mutlak harus dilakukan.
BACA JUGA: Jangan Sampai Tabarruj! Begini Adab Perempuan Muslim dalam Berhias
Dalam memilih pemimpin maka dianjurkan untuk memilih yang terbaik dengan melakukan seleksi yang ketat agar dapat melihat yan terbaik.
2. Memiliki sifat otoritas dan amanah (menyesuaikan kondisi)
Dalam memilih pemimpin juga hendaknya memperhatikan karakter yang menonjol pada pemimpin tersebut.
Dalam menentukan kedua sifat ini, maka hendaknya dilihat bagaimana kondisi yang dibutuhkan dalam suatu lingkup yang butuh pemimpin.
BACA JUGA:6 Amalan yang Bisa Dikerjakan di Bulan Jumadil Akhir, Ringan Dijalankan Tapi Pahalanya Istimewa
Contohnya pemimpin yang dibutuhkan untuk lingkup militer maka dipilih pemimpin yang memiliki sifat otoritas yang menonjol.