2. Cek daya listrik mesin pompa air
Makin besar kekuatan pompa air, makin besar pula voltasenya. Oleh karena itu, jangan sampai voltase mesin pompa air tidak sebanding dengan daya listrik rumah Anda.
Selain membuat tagihan listrik membengkak, voltase pompa air yang tidak sesuai dapat mengakibatkan korsleting. Meski demikian, hindari juga voltase yang terlalu rendah karena dapat memengaruhi debit air yang dihasilkan.
Sebagai gambaran, pemakaian daya listrik pada beberapa pompa air, pompa air sumur, baik manual dan otomatis 125–500 watt.
BACA JUGA:Cara Mudah Atasi Bak Kamar Mandi Bocor Tanpa Harus Bikin yang Baru, 6 Tips Ini Dijamin Anti Gagal
3. Cek daya isap dan tekanannya
Daya isap menunjukkan kedalaman air sumur maksimal yang bisa diisap oleh mesin pompa air. Kemampuan daya isap juga ditentukan dari jenis pompa air yang digunakan.
Jika menggunakan pompa air sumur dangkal, daya isapnya biasanya maksimal 9 meter. Sementara untuk pompa air sumur dalam, daya isapnya bisa mencapai 50 meter.
Sedangkan daya dorong atau tekanan adalah ketinggian maksimal antara mesin dengan ujung keran di mana air dipancarkan.
Dengan mengetahui daya dorong pompa air, Anda bisa menentukan panjang dan ketinggian tandon air beserta pipanya.
4. Pertimbangkan pompa air otomatis agar lebih efektif
Saat air di dalam tandon habis, Anda perlu menghidupkan mesin pompa air. Hal ini tentu saja merepotkan, terlebih lagi jika Anda dalam kondisi terburu-buru.
Sebagai solusinya, Anda bisa menggunakan mesin pompa air otomatis. Dari bentuknya, tak ada perbedaan antara mesin pompa air otomatis dan manual.
Bedanya, pada mesin pompa air otomatis terpasang saklar atau pressure switch. Cara kerja mesin pompa air otomatis pun sederhana.