SUMEKS.CO - Disela-sela waktu senggangnya Baginda Raja duduk santai bersama Abu Nawas. Saat sedang asyik ngobrol ke sana kemari, terlintas di benak Baginda Raja pertanyaan yang selama ini membuatnya penasaran.
"Abu Nawas Abu Nawas, andai saja engkau mau jadi pejabat istana, hidupmu akan kaya. Apa sih enaknya jadi orang miskin?," tanya Baginda Raja.
Dengan entengnya Abu Nawas menjawab, "setiap malam saya bisa tidur enak Paduka. Karena tidak takut kemalingan, mana ada maling yang mau maling di rumah orang miskin,".
Jawab Abu Nawas mendadak membuat Baginda Raja tertawa.
BACA JUGA:Niat Pamer Sepatu Baru, Abu Nawas Malah Bikin Malu Sendiri
"Sekarang gantian saya yang bertanya Paduka. Apa sih enaknya jadi orang kaya?," tanya Abu Nawas.
"Tentu saja banyak Abu Nawas. Apa saja bisa dibeli. Bisa menyuruh orang miskin untuk mengerjakan sesuatu," jawab Baginda Raja.
"Kalau tidak enaknya jadi orang miskin, apa Abu Nawas?," tanya Baginda Raja lagi.
"Banyak Paduka. Orang miskin seperti saya, sering kali keinginannya tidak kesampaian. Jarang sekali makan hidangan yang enak-enak," jawab Abu Nawas.
BACA JUGA:Nyaris Celaka, Abu Nawas Sewa Penginapan Menyesuaikan Usia Bumi
"Oh begitu ya. Lalu apakah ada hidup lebih buruk dari orang miskin?," tanya Baginda Raja.
"Tentu saja ada Paduka. Yaitu hidup sebagai temannya orang miskin. Orang ini tidak punya perasaan Paduka. Karena menyuruh seenaknya," jawab Abu Nawas.
Menyadari pernyataan Abu Nawas ditujukan kepadanya, Baginda Raja pun tertawa terpingkal-pinggal.
"Kurang ajar kamu Abu Nawas," seloroh Baginda Raja, sambil terus tertawa.
BACA JUGA:Abu Nawas Cari Mati, Samakan Raja dengan Keledai