Namun, ada fakta menarik tentang Kekhalifahan Abbasiyah yang jarang orang ketahui.
Berikut penjelasannya.
1. Seperti halnya penduduk asli Arab, Bani Abbasiyah mempekerjakan banyak penasihat asing, birokrat, insinyur, teknisi, penerjemah, dan hampir semua peran lain yang dapat dibayangkan.
Dikutip dari penulis dan analis Eamonn Gearon, selain mengisi semua jabatan dengan orang-orang terbaik.
Pada masa itu, dengan senang hati mempekerjakan orang-orang Kristen, Yahudi, Zoroaster, dan non-Muslim lainnya, untuk sebagian besar pekerjaan mereka hanya harus menjadi yang terbaik.
2. Menjadikan Baghdad sebagai Ibu Kota Khalifah terbesar Abbasiyah bisa dibilang adalah pemimpin kedua dinasti tersebut.
Dalam hal ini, Al-Mansur yang memutuskan untuk membangun Bagdad sebagai ibu kota baru.
Potensi geopolitik menjadi pertimbangan utama mengenai kekuasaan ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah dari Kufah, yang hingga kini masih menjadi tempat ziarah penting bagi Muslim Syiah.
Al-Mansur memilih lokasi antara sungai Tigris dan Efrat dengan tanah subur, yang memberinya akses terhadap sumber air dan makanan yang cukup serta tempat yang cocok untuk memperluas kekuatan militer.
Orang-orang Muslim non-Arab yang datang ke Bagdad berperan penting dalam mengukuhkan posisinya sebagai kota besar dan membantu meningkatkan populasinya hingga lebih dari satu juta pada abad ke-10.
Seiring dengan berkembangnya kota ini, pekerjaan konstruksi terus mendatangkan pekerja.
Namun kota ini juga terletak di sepanjang Jalur Sutra, sehingga perdagangan mempunyai ruang untuk berkembang.
"Seperti semua kerajaan besar, kekhalifahan Abbasiyah berhasil karena meminjam pengetahuan dari banyak sumber dan menyesuaikannya dengan keadaan lokal," katanya.
3. Menjadi Puncak Peradaban Islam. Al-Mansur memilih tata letak melingkar untuk Bagdad yang umum di Persia. Kota ini merupakan serangkaian lingkaran konsentris, sehingga mendapat gelar Kota Bulat.