Selain masjid, istana khalifah yang megah terletak di tengah lingkaran terdalam, menampung penguasa, keluarga mereka, dan pengawal pribadi mereka.
Para duta besar dan cendekiawan dari seluruh dunia juga akan ditampung di sana. Istana Golden Gate adalah pintu masuknya yang berlapis emas.
Kubahnya, yang tertinggi kira-kira setinggi 40 meter (130 kaki), menawarkan jarak pandang yang tinggi dan pemandangan yang indah.
Al-Mansur mempekerjakan arsitek asing dan sekitar 100.000 pekerja konstruksi untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Termasuk dua tembok pertahanan besar, beberapa gerbang dan parit berisi air untuk perlindungan.
Ibu kota kekhalifahan terus berkembang selama beberapa dekade dan abad, menarik para pedagang, cendekiawan, dokter, seniman, dan pembangun dari berbagai negeri seperti Tiongkok, Eropa Barat, dan Tanduk Afrika.
4. Memiliki Rumah Kebijaksaan/Baitul Hikmah yang Menjadi Pusat Intelektual Khalifah memerintahkan pembangunan Rumah Kebijaksanaan.
Sebuah perpustakaan besar dan pusat intelektual penting Zaman Keemasan Islam, yang kehilangannya beberapa 100 tahun kemudian dianggap sebagai tragedi besar hingga hari ini.
Di dalamnya terdapat buku-buku dan karya ilmiah dari segala asal usul, mulai dari perjanjian Yunani kuno hingga teks-teks dari India dan Afrika.
Mereka mencakup berbagai mata pelajaran mulai dari filsafat, kedokteran, matematika dan astronomi dan menarik banyak sarjana ke Bagdad.
Gerakan penerjemahan besar-besaran yang disponsori oleh Bani Abbasiyah berarti bahwa pengetahuan dari daerah lain, termasuk Yunani, ditransfer dan diperluas ke Bagdad.
Kota ini menyaksikan banyak kemajuan ilmu pengetahuan, medis, matematika dan sastra.
5. Hancur oleh Pasukan Mongol sekitar 500 tahun setelah Bagdad pertama kali dibangun dan mulai makmur, kota dan banyak penduduknya dihadapkan pada akhir yang tragis.
Pada tahun 1258, pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan mengepung kota tersebut dan akhirnya meratakannya dengan tanah, kemungkinan besar menewaskan ratusan ribu orang dalam prosesnya.