“Di samping menolong petani, apel-apel yang nggak bisa terjual itu saya buat kripik juga supaya gimana caranya membuat camilan yang bergizi”, imbuhnya.
Setiap tahunnya Kristiawan selalu berinovasi mengembangkan variasi kripik buah yang baru. Selain kripik apel, ada juga kripik salak, nanas, jambu, mangga, melon, blimbing, pepaya, stroberi, semangka, jamur, hingga kripik dari berbagai sayur-sayuran.
“Totalnya ada 20 item kripik. Semuanya bergizi tinggi karena diolah dengan diuapkan kadar airnya. Antioksidan vitaminnya nggak rusak. Jadi makan kripik ini 100 gram setara sama makan wortel satu kilo”, jelasnya.
Pameran UMKM Di Pesta Rakyat Simpedes BRI
Pengembangan bisnis kripik So Kressh ini pun makin berkembang setelah menjadi UMKM binaan dari BRI. Selain mendapat pinjaman modal usaha dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Simpedes, Kristiawan juga kerap mendapat pelatihan pemasaran hingga diajak tampil di pameran-pameran digelar BRI.
BACA JUGA:Universitas Bina Darma Palembang Raih Penghargaan dari LLDikti Wilayah II
Pria paruh baya ini sudah berkali-kali mengikuti pameran-pameran UMKM dari BRI di hampir daerah se-Indonesia.
Dari kegiatan pameran-pameran UMKM dari BRI yang diikuti, Kristiawan mengaku bisa mengenalkan produk baru sekaligus tes selera pasar dan tes harganya.
“Sudah 20 tahun saya ikut pameran. Jadi sudah bisa memetakan di daerah-daerah ini seleranya gimana. Misalnya ketika di Kalimantan, ternyata warga sana suka-nya yang manis gurih, kalau di Jawa Barat sukanya yang pedas,” imbuhnya.
Kini produk kripik So Kressh ini sudah banyak dikenal hingga ke tingkat mancanegara. Kristiawan kerap diminta oleh sejumlah kementerian di Indonesia untuk mengikuti pameran maupun pelatihan di lebih dari 17 negara sejak 2008.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dalam Tentang Badan Inteligen Negara, Ini Penjelasannya
“Kami dulu pernah ekspor ke China, Singapura, Hongkong, hingga Malaysia. Kalau pameran sudah ke Swiss, Italia, Bulgaria, Hungaria, Autria, Turki, Jeddah, Dubai, Mumbai, Yordania, dan juga di negara Asia,” ujarnya.
Dalam sebulan, Kristiawan bisa meraup omzet paling rendah Rp100 juta hingga paling tinggi Rp400 juta.
Atas inovasinya, Kristiawan juga pernah dipercaya oleh Badan Pangan Nasional untuk memproduksi kripik sayur secara massal pada 2023.
Kripik sayur ini dibagikan kepada anak-anak di berbagai daerah se-Indonesia dalam rangka sosialisasi program pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).