Lalu, putra perempuan tadi diserahkannya kepada Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Perempuan tadi menginginkan Syekh Abdul Qadir Jaelani supaya mengangkat putranya menjadi muridnya dan belajar ilmu suluk. Putra perempuan tadi lalu diterima oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani untuk menjadi santrinya.
Kemudian, putra perempuan tersebut diminta Syekh Abdul Qadir Jaelani untuk memerangi hawa nafsunya sendiri. Serta menjalankan ibadah sebagaimana yang dilakukan ulama-ulama salaf.
Suatu hari, perempuan itu berkunjung kepada Syekh Abdul Qadir Jaelani. Dilihatnya anaknya menjadi kurus dari sebelumnya. Perempuan itu lalu masuk ke dalam kamar Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Saat masuk ke kamar Syekh Abdul Qadir Jaelani, perempuan itu melihat tulang-tulang ayam dari sisa makanan berserakan di depan kamar Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Perempuan tersebut lalu menanyakan kepada Syekh Abdul Qadir Jaelani apa maksud dari semua penampakan yang dia lihat di depan kamar Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Mendapat pertanyaan dari sang perempuan, Syekh Abdul Qadir Jaelani lalu meletakkan tangannya di atas tulang-tulang sisa makanan tadi. Syekh Abdul Qadir Jaelani lalu mengatakan, berdirilah dengan izin Allah SWT.
"Allah-lah yang menghidupkan tulang-tulang yang berserakan ini," ujarnya.
Mengejutkan, tulang-tulang yang berserakan tadi ternyata hidup menjadi ayam kembali. Ayam-ayam itu langsung berbunyi yang artinya tiada tuhan selain Allah yang patut disembah, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani adalah kekasih Allah SWT.
Syekh Abdul Qadir Jaelani lalu berkata kepada sang perempuan, bahwa apabila anaknya sudah bisa melakukan seperti ini maka anaknya bisa makan apa saja. *