Dibalik Pesonanya, Cerita Asal Usul Desa Lebung Batu, Kabupaten Muratara, Bikin Geli
MURATARA, SUMEKS.CO – Desa Lesung Batu, terletak di Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Desa ini cukup menarik untuk ditelusuri, dari asal muasal namanya saja bikin geli lho.
Pesona wisata yang dimilik desa ini, diantaranya ada sejumlah artefak yang bisa ditemukan disinia. Seperti marka, dan yoni tanpa lingga yang merupakan artefak khas Agama Hindu.
Disebutkan desa ini memiliki kaitan erat dengan Kerajaan Kutai kertanegara, yang merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu pertama di wilayah Nusantara. Dan sudah berkembang sejak abad ke-4.
Banyak pihak mengaitkan, artefak yang ada di desa ini dengan penyebaran ajaran Hinduisme di wilayah nusantara. Berawal dari Kutai Kalimantan, lalu menyebar ke Jawa dan Sumatera yang di bawa oleh migrasi pedagang dari dataran jalur sutra.
BACA JUGA:Gubernur : Festival Danau Raya Muratara jadi Agenda Wisata Tahunan Pemprov Sumsel
Kerajaan Kutai Kertanegara memiliki benda keramat, yakni lesung batu yang menjadi benda prasasti dan benda pemujaan.
Yusnadi, Camat Rawas Ulu, pernah mengungkapkan, wilayah Muratara Rawas Ulu, khususnya Desa Lesung Batu, memang terkenal sebagai wilayah peradaban tua. Permukiman di wilayah ini diprediksi sudah ada sejak tempo dulu.
“Selain penemuan candi tentunya di sekitar itu pasti ada permukiman tua. Artinya kemungkinan besar wilayah seputar Candi Lesung batu kita ini, sudah ada sejak ribuan tahun lalu,” katanya.
Nama Desa Lesung Batu sendiri ada yang menganggapnya berawal dari konsep warisan leluhur, kebudayaan megalitik yang alami transformasi, dari batu pemujaan menjadi linggga-Yoni, dan di modifikasi menjadi peralatan pertanian yang menjadi lambang kesuburan.
BACA JUGA:Rumah Dinas Bupati Muratara segera Dibangun, Kantor DPRD Pindah
Lingga-Yoni, biasanya terbuat dari batuan andesit. Lingga berbentuk lonjong memanjang perlambang kelamin siwa. Dan Yoni berbentuk cekung kedalam perlambang kelamin Dewi Parwati.
Kedua simbol ini mewakili laki laki dan perempuan. Biasanya disatukan dan dipercaya akan membentuk simbol simbol kehidupan.
Salah seorang warga Kabupaten Muratara, Abdulah menuturkan, dulunya banyak ditemukan lesung batu atau lumpang batu yang digunakan warga di sekitar desa ini, untuk menumbuk padi hasil pertanian.
Namun sayang, banyak warga yang mengaku tidak tahu secara pasti, latar belakang penggunaan alat itu, sejak kapan mulai populer digunakan.