Sektor Pertanian, Kehutanan, & Perikanan tumbuh karena meningkatnya setoran masa PPh Badan pada perkebunan buah kelapa sawit dan pengusahaan hutan akasia. Sektor Jasa
Keuangan & Asuransi tumbuh karena setoran masa PPh Badan dan pembayaran PPh Final atas Bunga Deposito / Tabungan, Jasa Giro dan Diskonto SBI pada perbankan. Adapun Sektor Pertambangan terkontraksi karena pergeseran pembayaran masa PPh 21 tahun lalu, pembayaran ketetapan PBB tahun lampau dan adanya pengembalian kelebihan
pembayaran pajak pada perusahaan batubara. Dari sisi pengeluaran, belanja Sumatera Selatan terealisasi Rp7,97 triliun atau 18,46% dari anggarannya. Realisasi ini terkontraksi 2,67% dari tahun lalu. Terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2,31 triliun (tumbuh 6,03%), dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp5,66 triliun (tumbuh negatif 6,62%).
Realisasi belanja pemerintah pusat yang tumbuh positif ini dipengaruhi oleh kinerja belanja dari satuan kerja Badan Layanan Umum lingkup Sumatera Selatan, dan program Bantuan Simultan
Perumahan Swadaya oleh satker K/l PUPR. APBN wilayah Sumatera Selatan menunjukkan kinerja yang positif dengan persentase realisasi pendapatan dan belanja negara yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun demikian, kewaspadaan dan mitigasi tetap dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.(*)
BACA JUGA:PERANG SEGITIGA. Papua Makin Tak Terkendali, KKB vs TNI/Polri, KKB vs KKB, KKB vs Masyarakat.