كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يُسَوِّي صُفُوفَنا حتَّى كَأنَّما يُسَوِّي بها القِداحَ حتَّى رَأَى أنَّا قدْ عَقَلْنا عنْه، ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقامَ، حتَّى كادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلًا بادِيًا صَدْرُهُ مِنَ الصَّفِّ، فقالَ: عِبادَ اللهِ لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ، أوْلَيُخالِفَنَّ اللَّهُ بيْنَ وُجُوهِكُمْ
BACA JUGA:15 Masjid di Palembang yang Strategis dan Nyaman untuk Melaksanakan Ibadah Sholat Lima Waktu
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meluruskan barisan kami sebagaimana lurusnya anak panah, hingga ia melihat bahwa kami telah mengerti. Kemudian keluarlah beliau pada suatu hari, lalu berdiri (untuk melaksanakan salat jemaah), ketika beliau hendak bertakbir, beliau melihat seseorang yang dadanya menonjol dari barisan, maka beliau bersabda, “Hai hamba-hamba Allah! Luruskan dan ratakan oleh kalian barisan-barisan kalian, atau Allah akan membuat hati kamu sekalian saling berselisih.” (HR. Bukhari no. 717 secara ringkas dan Muslim No. 436)
Perkara meluruskan dan merapatkan saf ketika salat ini mencakup tiga perkara penting. Perkara yang dimaksud yaitu :
Pertama dan yang paling utama adalah bagaimana caranya kita bisa selaras dan lurus sejajar dengan jemaah lainnya pada posisi berdiri di dalam saf.
Menjadi acuan serta patokan lurus dan sejajarnya saf dalam salat, yakni bagian bahu mewakili tubuh atas. Tumit mewakili tubuh bagian bawah.
BACA JUGA:Jadwal Sholat Lima Waktu untuk Wilayah Kota Palembang dan Sekitarnya
Kedua yang harus diperhatikan di dalam merapikan saf sholat adalah bagaimana caranya merapatkan barisan yang benar dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk merapatkan saf ini layaknya para malaikat ketika mereka berbaris di hadapan Allah Ta’ala.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda,
ألَا تَصُفُّونَ كماتَصُفُّ المَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ فَقُلْنَا يا رَسولَ اللهِ، وكيفَ تَصُفُّ المَلَائِكَةُ عِنْدَرَبِّهَا؟ قالَ: يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ ويَتَرَاصُّونَ في الصَّفِّ.
“Tidakkah kalian dapat berbaris seperti berbarisnya para malaikat di hadapan Tuhannya?!” (Jabir berkata) Kami bertanya, “Bagaimana para malaikat berbaris di hadapan Tuhannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mereka menyempurnakan barisan-barisan pertama dan merapatkan (hingga tidak ada tempat yang kosong dalam barisannya).” (HR. Muslim no. 430)
BACA JUGA:Waktu Terbaik Melaksanakan Sholat Dhuha dan Keutamaanya
Kerapatan yang dimaksud adalah saling berdekatannya jemaah satu dengan yang lain dan saling menempelnya badan mereka, hingga tidak ada lagi celah yang bisa dimasuki oleh setan yang berniat mengganggu kekhusyukan jemaah salat pada barisan tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أقيموا الصُّفوفَ وحاذُوا بَيْنَ المناكبِ وسُدُّوا الخللَ ولينوا بأيدي إخوانِكم ولا تذَروا فرُجاتٍ للشَّيطانِ ومَن وصَلَ صفًّا وصَلَه اللَّهُ ومن قطعَ صفًّا قطعَهاللَّهُ