“Luruskan saf-saf (barisan-barisan) dan luruskan pundak-pundak serta tutuplah celah-celah. Namun, berlemah-lembutlah terhadap saudaramu (yang ingin merapatkan barisan denganmu). Dan jangan kalian biarkan ada celah untuk setan. Barangsiapa yang menyambung saf, Allah akan menyambungnya. Barangsiapa yang memutus saf, Allah akan memutusnya.” (HR. Abu Dawud no. 666, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud).
Ketiga yang harus diperhatikan oleh seseorang ketika ingin merapatkan barisan di dalam salatnya adalah dengan menyempurnakan barisan-barisan saf terdepan terlebih dahulu. Tidak membuat barisan baru, kecuali barisan di depannya telah rapat dengan sempurna.
BACA JUGA:Hukum dan Tata Cara Pelaksaan Sholat Jumat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mendorong dan memotivasi umatnya agar berebut dan berlomba-lomba untuk mengisi barisan-barisan saf terdepan terlebih dahulu. Beliau bersabda :
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ ما في النِّدَاءِ والصَّفِّ الأوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إلَّا أنْ يَسْتَهِمُوا عليه لَاسْتَهَمُوا، ولو يَعْلَمُونَ ما في التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إلَيْهِ، ولو يَعْلَمُونَ ما فيالعَتَمَةِ والصُّبْحِ، لَأَتَوْهُما ولو حَبْوًا
“Seandainya manusia mengetahui (kebaikan) apa yang terdapat pada panggilan salat dan saf pertama, lalu mereka tidak dapat meraihnya melainkan dengan mengundi, tentulah mereka akan mengundinya. Seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada bersegera di dalam melaksanakan salat, tentulah mereka akan berlomba di dalam menghadirinya (di awal waktu). Dan seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada ‘Atmah (salat Isya) dan (salat) Subuh, tentulah mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 2689 dan Muslim no. 437). (*)