Contohnya, prodi teknik hanya bisa dipilih siswa yang mengambil mata kuliah inti atau dua mapel pokok di SMA.
”Ini bisa mempersempit jarak antara persiapan mereka di SMA dan prodi yang akan mereka tempuh,” ujarnya.
Di jalur prestasi atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), lanjut dia, selain rata-rata rapor secara keseluruhan, dihitung nilai rapor paling banyak di dua mapel pendukung prodi yang dituju.
''Jadi, jangan sampai siswa jurusan IPS tiba-tiba mau ambil fakultas kedokteran. Meski nilai TPS-nya bagus, tentu akan sulit menyelesaikan studinya ke depan,” katanya.
Menurut Nasih, sepanjang pilihan prodi dari siswa SMA selaras atau sejalur dengan mapel yang mereka ambil, dampaknya tidak begitu terlihat. Yang dikhawatirkan, ketika ada pilihan prodi yang tidak sejalur dengan mapel yang diambil di sekolah.
”Namun, dengan model seleksi menggunakan TPS, saya yakin standardisasinya. Lulusan SMA akan lebih baik lagi ke depan. Apalagi, ketika seluruh SMA sudah menerapkan implementasi kurikulum merdeka (IKM),” jelasnya.
Terpisah, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Mochamad Ashari juga mengatakan bahwa ITS siap mengimplementasikan aturan baru dalam seleksi masuk PTN. Ada tiga jalur yang tetap dilaksanakan seperti tahun lalu. Yakni, jalur SNMPTN, SBMPTN, dan mandiri.
BACA JUGA:Wawako Palembang Tinjau Rumah Witari yang Runtuh Diterpa Hujan Deras
Jalur SNMPTN menggunakan nilai rata-rata rapor keseluruhan dengan bobot 50 persen. Lalu, jalur SBMPTN hanya menggunakan TPS. Sistem tersebut sangat efektif untuk dilaksanakan.
”Hanya, respons dari SMA mungkin ada yang menyambut gembira, ada juga yang tidak karena menganggap persaingan semakin ketat,” katanya.
Ashari menuturkan, jalur SBMPTN dengan menggunakan TPS saja sudah cukup untuk mengukur potensi kecerdasan siswa. Jika nilai TPS bagus, siswa tersebut biasanya pintar secara akademik.
”Dengan aturan baru ini, siswa memiliki kesempatan yang sama untuk bisa memilih prodi dengan nilai TPS yang bagus. Namun, siswa yang nilai TPS bagus tersebut belum tentu mempersiapkan mapel sesuai prodi pilihannya,” ujar ketua LTMPT itu.
Dia menambahkan, ITS tetap akan menerima siswa dengan nilai TPS yang bagus ketika memang lolos seleksi meski mapel yang diambil di SMA tidak sejalur. Namun, siswa tersebut harus siap dan bekerja keras untuk bisa mengikuti perkuliahan di prodi yang dipilih.
”Kami tetap memberikan treatment yang sama kepada seluruh mahasiswa baru,” ujarnya.
Ketua Satuan Admisi Unesa Dr Sukarmin juga siap mengikuti arahan yang diberikan. Teknis perubahan tes masuk bakal dipelajari mulai sekarang.
”Untuk seleksi tes atau SBMPTN, kami akan mempelajari sepenuhnya dan mengikuti kebijakan yang ada,” imbuhnya.