Di kesempatan yang sama, Gatot Sandy, Digital Content Practitioner, membawakan materi tentang Etika Digital yang menjadi poin penting dalam menjaga keharmonisan komunikasi dan beraktivitas di dunia digital. ASN perlu memahami tentang komunikasi digital dan penyaringan informasi karena etika digital selalu berhubungan dengan dua hal itu.
"Etika digital memang tidak tertulis, namun etika ini muncul dari kesadaran kita sendiri untuk menjaga ekosistem yang baik di dunia digital. Ingatlah bahwa kita berbicara dengan manusia nyata yang memiliki perasaan, kehidupan, dan pendapat yang tentu ingin dihargai. Ketika kita membagikan hal-hal baik, nanti hal-hal baik juga yang akan datang kepada kita," tegas Gatot.
Selanjutnya, materi tentang Budaya Digital disampaikan oleh Dr. Istiani sebagai Praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Beliau menegaskan bahwa budaya digital ini berkaitan dengan kebebasan berpendapat di dunia digital karena media sosial memberikan banyak peluang untuk menyuarakan opini. Untuk itu, budaya digital yang berbasis Pancasila ini perlu dibangun bersama agar transformasi digital bisa berjalan dengan lancar.
"Budaya Digital harus dibarengi dengan kolaborasi, pemahaman tentang data, pelayanan yang memberikan dampak baik di masyarakat, dan inovasi. Tujuannya agar antar organisasi ini bisa terintegrasi dengan tata kelolanya. ASN harus memiliki kemampuan untuk membangun wawasan kebangsaan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dunia digital," ujarnya Istiani.
Materi Keamanan Digital disampaikan oleh Cahyo Edhi Widyatmoko, yang menjelaskan bahwa Keamanan Digital merupakan suatu konsep dan upaya dalam melindungi aset dan informasi digital yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Maka dari itu, aset digital perlu diamankan agar tidak diperjualbelikan atau disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Penyebab utama terjadinya kejahatan digital adalah karena kesalahan pengguna sendiri yang sering tidak aware dengan cyber security. Untuk itu, kita perlu memahami cara untuk mengamankan perangkat digital baik hardware maupun software,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan beberapa cara untuk mengamankan aset dan informasi digital yang perlu dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membuat pengamanan password atau kata sandi yang terdiri dari banyak kombinasi, menggunakan fingerprint atau face authentication, dan selalu logout ketika sudah selesai menggunakan aplikasi atau email.
Tri Hadiyanto Sasongko sebagai pemateri terakhir, menjelaskan tentang Kecakapan Digital yang berfokus pada pentingnya ASN dalam menyaring informasi agar tidak terpapar berita hoaks.
"Agar kita tidak terjebak dengan informasi hoaks, kita perlu mencermati alamat situs berita. Waspadai juga kalimat-kalimat provokatif, cek sumber dan kualitas gambar. Pastikan juga sumber yang menyebarkan berita merupakan sumber yang terverifikasi dan terpercaya. Biasakan saring sebelum sharing," tutup Tri.
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @siberkreasi,
@literasidigitalkominfo atau website info.literasidigital.id. Informasi lebih lanjut mengenai Literasi Digital Sektor Pemerintahan dapat diakses melalui media sosial Instagram @pemberdayaan.kapasitas.