Ketimpangan Sosial, Flexing Pejabat, dan Luka Perbandingan Diri di Media Sosial

“Ketimpangan Sosial di Era Digital: Flexing Pejabat & Krisis Kepercayaan Publik--
Di satu sisi, media sosial menampilkan capaian, kemewahan, dan prestise. Namun di sisi lain, ia menimbulkan rasa terasing, minder, bahkan putus asa bagi mereka yang sedang berjuang di bawah tekanan. Tragedi Bandung hanyalah salah satu contoh ekstrem dari luka perbandingan diri ini.
Karena itu, solusi harus bergerak di dua arah. Pertama, memperkuat literasi digital agar masyarakat memahami bahwa media sosial bukan tolok ukur mutlak dalam menilai kehidupan. Kesadaran ini penting untuk meredam dampak psikologis dari perbandingan sosial yang berlebihan.
Kedua, mempersempit jurang ketimpangan nyata melalui kebijakan publik, yaitu pendidikan yang merata, lapangan kerja yang layak, serta jaring pengaman sosial yang kuat.
Tanpa itu, media sosial hanya akan menjadi “kaca pembesar yang memperlihatkan luka-luka sosial.”
Media sosial adalah hanya sekedar alat. Ia bisa mempererat empati dan solidaritas masyarakat, tetapi juga bisa memperlebar jurang antara “mereka yang punya” dan “mereka yang berjuang”. Tugas kita adalah memanfaatkannya secara bijak, agar ruang digital seharusnya menjadi jembatan penghubung, bukan merupakan dinding pemisah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: