Pengabdian Masyarakat Internasional: Penguatan Pendidikan Islam Berbasis Teknologi di AITAF Selangor Malaysia

Suasana kegiatan Pengabdian Masyarakat Internasional di Akademi Integrasi Tahfiz Al Falah (AITAF), Ijok, Selangor, Malaysia. --
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Zaid Amin juga memberikan informasi terkait peluang pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di Universitas Bina Darma (UBD) Palembang.
Beliau mengajak para santri yang berminat melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas untuk mempertimbangkan UBD, yang juga menawarkan diskon khusus bagi penghafal Al-Qur’an.
BACA JUGA:Laboratorium Teknik Elektro Universitas Bina Darma: Pusat Inovasi dan Teknologi Listrik Masa Depan
Literasi Digital untuk Santri: Tantangan dan Peluang
Dr. Rahma Santhi Zinaida menekankan bahwa literasi digital kini menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam dunia pendidikan.
Ia menjelaskan bahwa dengan pendekatan teknologi, para santri dapat mempertahankan tradisi keilmuan Al-Qur’an dan tetap relevan dengan perkembangan zaman, serta memiliki daya saing global yang tinggi.
Pendekatan ini memungkinkan para santri untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Vaurina, seorang mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi, menambahkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi yang diterapkan di Universitas Bina Darma juga memungkinkan adanya sistem pendidikan yang lebih fleksibel, bahkan lintas negara.
BACA JUGA:Universitas Bina Darma Raih Akreditasi Unggul: Tonggak Sejarah Pendidikan Tinggi di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Universitas Bina Darma Masuk 50 Besar Times Higher Education 2025, Peringkat Tertinggi di Sumsel
Hal ini, menurutnya, sangat penting mengingat kedekatan antara Indonesia dan Malaysia dalam hal budaya dan nilai-nilai keislaman, yang menjadi modal besar bagi santri untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi.
Pendidikan Islam dan Teknologi Sebagai Jembatan Generasi Huffaz
Kegiatan ini tidak hanya mendapatkan respons positif dari para santri, tetapi juga dari pihak akademi yang menyambut baik kolaborasi ini.
Tuan Basri Bin Abdullah, pimpinan AITAF, menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan sebagai bagian dari pembinaan santri menuju pendidikan tinggi yang berbasis karakter Qur’ani dan berwawasan digital.
Program ini diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai keislaman dengan inovasi teknologi, serta membentuk generasi huffaz yang tidak hanya unggul dalam hafalan, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman dengan kompetensi teknologi dan semangat akademik yang kuat.
BACA JUGA:Wisuda Universitas Bina Darma 2025: Membangun Generasi Unggul Siap Menghadapi Dunia Digital
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: