Dugaan Praktik Perbudakan di Taman Safari Indonesia, Seruan Boikot dan Desakan Proses Hukum Menguat

Dugaan Praktik Perbudakan di Taman Safari Indonesia, Seruan Boikot dan Desakan Proses Hukum Menguat--
Sementara itu, seorang pekerja lain bernama Ibu Vivi Haris diduga terpaksa tidur di kandang harimau.
Cerita-cerita memilukan ini menciptakan gelombang simpati dan kemarahan publik.
Ia berharap agar kasus dugaan perbudakan Taman Safari cepat diusut oleh aparat penegak hukum--
Hanum menyebut bahwa dirinya hanya menyuarakan apa yang dirasakan oleh para aktivis advokasi dan relawan yang selama ini memperjuangkan hak-hak para pekerja yang terpinggirkan.
Mereka menilai bahwa kekerasan yang terjadi sudah berada di luar batas kemanusiaan.
"Hati ini miris, tidak bisa membayangkan kekejaman yang dialami para pekerja. Mereka dipaksa jadi pemain sirkus tanpa digaji, dan jika melakukan kesalahan sedikit saja, disiksa secara brutal," tambahnya.
Dalam seruannya, Hanum juga meminta pemerintah dan aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam.
Menurutnya, laporan-laporan seperti ini bukanlah delik aduan, melainkan kasus terbuka yang wajib segera ditindaklanjuti.
"Ini bukan kasus yang bisa diabaikan. Polisi seharusnya segera bertindak karena ini menyangkut nyawa dan martabat manusia," tegasnya.
Ia juga mendesak kementerian terkait untuk segera mengalokasikan anggaran dan sumber daya demi mengusut tuntas kasus ini.
Ia berharap keadilan bisa ditegakkan dan tidak ada lagi korban-korban baru yang jatuh akibat praktik eksploitasi di Taman Safari Indonesia.
Seruan untuk memboikot Taman Safari kini mulai menggema di berbagai platform media sosial.
Publik menantikan langkah nyata dari pemerintah untuk mengungkap kebenaran di balik kabar memilukan ini dan memastikan perlindungan HAM benar-benar ditegakkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: