WUIH, Narator Akun Medsos Ini Bongkar Kongkalikong Pejabat Negara Dalam Kasus Korupsi Oplos BBM Pertamina

WUIH, Narator Akun Medsos Ini Bongkar Kongkalikong Pejabat Negara Dalam Kasus Korupsi Oplos BBM Pertamina--
BACA JUGA:Inilah Jumlah Harta 'Segunung' para Tersangka Korupsi PT Pertamina, Ada 'Wong' Palembang?
Erik Thohir juga mengikutsertakan Boy Thohir dan Riza Chalid untuk mengelola operasional impor dan oplos BBM yang dilakukan anak Riza Chalid bernama Kerry Adrianto.
Operasi haram terorganisir tersebut, juga memiliki narahubung yaitu Arya Sinulingga Staf Khusus BUMN dan juga tangan kanan dari Erick dan Boy Thohir.
Akun medsos ini beberkan dugaan aliran dana masuk ke kantong pribadi pejabat negara puluhan miliar perbulan--
"Serta dua orang juru kirim uang bernama Husein sebagai juru kirim uang Erick dan Boy Thohir melalui Arya Sinulingga serta Fahd A Rafik juru kirim uang Karyoto," bebernya.
Tidak hanya itu saja, disebutkan juga adanya dugaan bagi-bagi jatah perbulannya kepada sejumlah nama tersebut senilai puluhan miliar perbulannya.
BACA JUGA:KOCAK, Pertamax Adalah Pertalite Yang Tidak Ngantri, Candaan Netizen Viral di Medsos
Dikatakan, masih dari bukti catatan dan dokumen hasil dari penggeledahan dirumah Riza Chali bahwa kakak beradik Boy dan Erick Thohir mendapatkan uang koordinasi sebesar Rp50 miliar perbulan.
Uang tersebut, lanjutnya dikirimkan oleh seseorang bernama Husein kepada Arya Sinulingga sebagai penerima.
Selain itu, catatan dan dokumen yang ditemukan saat penggeledahan itu juga ditemukan pengiriman uang pengamanan dan koordinasi berbentuk "sumbangan" sebesar Rp25 miliar perbulan.
"Uang ini dikirimkan oleh Fahd A Rafiq, kepada Karyoto Kapolda Metro Jaya," urainya.
Lebih lanjut disebutkan juga, bahwa adanya gesekan antara dua institusi penegak hukum Kejagung dan KPK, karena pada saat penggeledahan tersebut Kejagung menemukan bukti keterlibatan Karyoto yang juga mantan Deputi Penindakan KPK.
Hal tersebut menurut narator, akan semakin mencoreng nama institusi KPK jika fakta tersebut nyatanya mencuat ke publik.
Tidak lama setelah itu, pihak Kejagung mulai merubah pernyataannya ke publik diantaran nama kasus diubah dari semula bensin Pertamina hasil oplos menjadi hasil blending.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: